Puskeswan Lamongan dan FKH Unair Bersinergi Atasi PMK dan LSD pada Ternak

Puskeswan Lamongan dan FKH Unair Bersinergi Atasi PMK dan LSD pada Ternak

Petugas Medik dan paramedis veteriner Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) bersama Fakultas Kedokteran Unair Surabaya memberantas penyakit ternak sapi penyakit mulut dan kuku (PMK) dan penyakit lumpy skin disease (LSD).-Syaiful Anam-

LAMONGAN, MEMORANDUM.CO.ID - Petugas medik dan paramedis veteriner Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) Kabupaten Lamongan bekerja sama dengan dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dalam menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) pada ternak sapi.

PMK dan LSD merupakan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) yang menyerang ternak sapi dan mulai muncul di Indonesia pada 2022. Hingga saat ini, kedua penyakit tersebut masih menjadi tantangan besar, termasuk di Kabupaten Lamongan.

BACA JUGA:Tangani PMK Secara Mandiri, Lamongan Gelar Lokakarya dan Simulasi Pengobatan

“PMK dan LSD belum sepenuhnya diberantas di Lamongan,” ujar Drh Rahendra, Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Lamongan, Selasa 17 Desember 2024.

Data iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional) menunjukkan bahwa kasus PMK dan LSD di Lamongan meningkat pada Januari-Maret dan September 2024. Oleh karena itu, diperlukan langkah cepat dan tepat dari petugas Frontliner Puskeswan untuk mengendalikan penyebaran penyakit tersebut.

Menurut Kepala Disnakeswan Lamongan, Shofiah Nurhayati SP MSi, Frontliner adalah ujung tombak dalam pelayanan kesehatan hewan.

BACA JUGA:Percepat Penanganan PMK, 72 Sapi di Lamongan Mulai Sembuh

“Frontliner tidak hanya menjadi representasi layanan, tetapi juga harus memiliki kemampuan teknis dan komunikasi yang baik untuk mengatasi PHMS dan zoonosis,” jelasnya.

Untuk meningkatkan kompetensi petugas Puskeswan, dilakukan program Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) oleh staf dosen FKH Unair pada 13 Desember 2024. Program ini mengangkat tema “Penguatan SDM Puskeswan sebagai Ujung Tombak Frontliner Pengendalian PHMS dan Zoonosis di Kabupaten Lamongan.”

Empat staf dosen FKH Unair terlibat aktif dalam kegiatan ini, yaitu: Prof Dr Chairul Anwar Nidom Drh MS, Dr Kadek Rachmawati Drh MKes, Dr Kuncoro Puguh Santoso, Drh MKes, dan Ratna Damayanti Drh MKes.

Selain itu, turut serta mahasiswa S3 Ilsan Arvan Nurgas Drh MSi, serta mahasiswa S2 dari Program Vaksinologi dan Imunoterapetika, Elisa Diah Pratiwi Drh, dan Tiza Wuri Mawaddah Drh.

Sebanyak 42 petugas dari sembilan Puskeswan di Lamongan mengikuti kegiatan ini. Harapannya, para petugas mampu menerapkan langkah pengendalian PMK dan LSD secara efektif di wilayah kerja masing-masing.

“Dengan peningkatan kualitas SDM, diharapkan penanganan PHMS dan zoonosis dapat dilakukan secara lebih cepat dan tepat,” tambah Shofiah.

Langkah ini menjadi upaya strategis untuk menekan dampak PMK dan LSD, sekaligus meningkatkan kesehatan ternak di Kabupaten Lamongan. (pul)

Sumber: