Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar, Jumlah Guru Penggerak di Tulungagung Minim

Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar, Jumlah Guru Penggerak di Tulungagung Minim

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Rahadi Puspita Bintara.-Biro Tulungagung-

TULUNGAGUNG, MEMORANDUM - Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2024 di Kabupaten Tulungagung menjadi momentum bagi dunia pendidikan di Kota Marmer untuk terus berbenah, menuju pendidikan yang ideal sesuai harapan pemerintah.

Penerapan kurikulum merdeka belajar, menjadi satu hal yang terus dilakukan untuk tahun-tahun mendatang. 

Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno mengatakan, kurikulum merdeka belajar memberikan gambaran dunia kerja kepada peserta didik. Sehingga, peserta didik dituntut untuk tidak hanya pandai belajar di dalam kelas, namun juga dituntut mengaplikasikannya di luar kelas.

BACA JUGA: Sungguh Terlalu! Dua Tahun Pria asal Cerme, Gresik Cabuli Dua Anak Tiri

"Tahun depan kurikulum ini masih terus dilanjutkan, sesuai dengan perintah dari pusat, termasuk untuk pelaksanaan di Tulungagung," ujarnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Rahadi Puspita Bintara mengatakan, sejauh ini progres penerapan kurikulum merdeka belajar cukup baik walaupun belum sempurna.

BACA JUGA:Ketua KPU Kabupaten Blitar: Anggota DPRD Terpilih Maju Pilkada Wajib Mundur

"Progresnya cukup bagus walaupun pasti perlu ada peningkatan," urainya.

Pihaknya mengakui, jumlah guru penggerak sebagai simbol pelaksanaan kurikulum merdeka belajar di Kabupaten Tulungagung masih sangat minim. Kendati penerapan kurikulum tersebut sudah berlangsung hampir lima tahun.

BACA JUGA:Gus Mudhlor Kembali Mangkir, KPK Tak Segan Menindak Pihak yang Menghalangi Proses Penyidikan

Menurut Rahadi, sampai saat ini baru ada 300-an guru penggerak di Kabupaten Tulungagung, dari 5.000-an pendidik yang seharusnya juga bisa menjadi guru penggerak.

"Kita baru ada sekitar 300-an guru penggerak di Tulungagung," ungkapnya.

Pipit, sapaan akrab Rahadi Puspita Bintara mengungkapkan, salah satu hal yang kerap menjadi hambatan bagi guru biasa untuk menjadi guru penggerak adalah adanya proses panjang yang harus dilakukan supaya bisa mendapatkan predikat guru penggerak.

Salah satunya pelatihan selama 6 bulan, sehingga diperlukan guru yang benar-benar siap untuk bisa menjalankannya.

Sumber: