Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (15) - Ditraktir Bu Dahlan

Catatan Bersama Dahlan Iskan ke Tanah Suci (15) - Ditraktir Bu Dahlan

Direktur SKH Memorandum Choirul Shodiq bersama anak dan istri di taman dalam Masjid Bir Ali--

Oleh: Choirul Shodiq


Setelah salat sunah ihram, di Masjid Bir Ali, jemaah masih sempat berfoto di dalam taman.
Banyak di antara mereka membentangkan poster, identitas groupnya masing masing.

Karena jumlah jemaah kami tahun ini tidak banyak, acara fotonya lebih singkat. Jepret sana jepret sini, selesai.

Usai acara foto foto, jemaah beranjak menuju ke parkiran bus. Dipimpin Mas Bajuri, bos Travel Bakkah, kami bersama mengucapkan niat berumrah.

Dengan melantunkan talbiah, bus bergerak menuju kota Makkah. Hembusan hawa dingin AC bis, lantunan talbiahnya makin lirih.

Lamat lamat makin tak terdengar. Rupanya jemaah sudah pada terlelap.

Sampai di sebuah rest area, bus masuk, dan beristirahat. Seiring terdengarnya bunyi rem bus, juga terdengar pula azan waktu magrib.

Jemaah sepakat, niat jamak ta'khir, di Masjidil Haram.
Di rest area mereka hanya turun buang air kecil, dan ambil air wudhu.

Waktu istirahatnya cukup lama. Sehingga dimanfaatkan jemaah untuk, makan bakso, atau makan nasi briyani.

Lagi lagi Bu Dahlan, mentraktir kami.
Ketika di kebun kurma, kami juga ditraktir makan bakso, tempe menjos.

Kali ini ditraktir makan nasi briyani. Saya menyebutnya nasi mandi.

Karena bumbu dan ikannya seperti yang sering saya makan di Surabaya. Nasinya lengkap dengan lauk ikan kambing, atau ayam.

Di rest area itu, juga dijajakan aneka kebutuhan. Mulai dari makanan, kurma,  sofenir, dan madu.

Setelah melepas penat di rest area, bus meluncur ke kota Makkah. Di kota suci ini kami melaksanakan ibadah umrah.

Sumber: