Sejarah dan Evolusi Konsumsi Gula di Dunia, dari Kemewahan Langka Jadi Kebutuhan Sehari-hari
Gula, zat manis yang tak asing di lidah, memiliki sejarah panjang dan kompleks yang terjalin dengan peradaban manusia.--
MEMORANDUM - Gula, zat manis yang tak asing di lidah, memiliki sejarah panjang dan kompleks yang terjalin dengan peradaban manusia. Dalam artikel ini, kita akan menyelami perjalanan gula dari masa lampau hingga era modern, menelusuri evolusinya dari kemewahan langka menjadi kebutuhan sehari-hari.
Awal Mula Konsumsi Gula:
Bukti sejarah menunjukkan bahwa manusia telah mengenal gula sejak zaman prasejarah. Nenek moyang kita memanfaatkan rasa manis alami dari buah-buahan dan madu. Tebu, sumber gula utama saat ini, pertama kali dibudidayakan di India sekitar 5.000 tahun yang lalu. Dari India, gula tebu menyebar ke Persia, Arab, dan Mediterania.
Gula sebagai Kemewahan:
Pada Abad Pertengahan, gula merupakan komoditas langka dan mahal, dinikmati sebagai kemewahan oleh kalangan elit. Jalur perdagangan maritim membuka akses gula ke Eropa, namun harganya tetap tinggi, menjadikannya simbol kekayaan dan status sosial.
BACA JUGA:Ikut Sahur on The Road Tanpa Izin, Polsek Sawahan Beri Pembinaan 50 Pelajar SMKN 2 Surabaya
Penemuan mesin uap dan penyempurnaan teknik pengolahan gula di abad ke-18 memicu revolusi gula. Produksi gula meningkat pesat, harganya pun menurun, dan gula mulai dijangkau masyarakat luas.
Gula di Era Modern:
Saat ini, gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Gula ditambahkan dalam berbagai makanan dan minuman, menjadi sumber energi dan rasa yang digemari.
Dampak Konsumsi Gula Berlebihan:
Meskipun gula memberikan rasa dan energi, konsumsi berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan. Risiko obesitas, diabetes, dan penyakit kronis lainnya meningkat seiring dengan konsumsi gula yang berlebihan.
Evolusi Kebiasaan Konsumsi Gula:
Sumber: