Podcast dengan Dr Lia Istifhama, Anggota DPD RI Terpilih yang Juga Puteri Singa Podium: Amanah Itu Berat

Podcast dengan Dr Lia Istifhama, Anggota DPD RI Terpilih yang Juga Puteri Singa Podium: Amanah Itu Berat

Dr Lia Istifhama (dua dari kiri) bersama Direktur Memorandum.disway.id Yoyok Khayatullah (dua dari kanan) dan host Mmeorandum TV Eko Yudiono dan Sekretaris Redaksi Nadya Rizka.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Dr Lia Istifhama terpilih menjadi anggota DPD RI periode 2024-2029. Perjuangan Ning Lia-sapaan karibnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Bagaimana lika-liku anak KH Masykur Hasyim, mantan Komandan Banser Jatim yang dikenal sebagai singa podium itu menjadi senator? Semuanya bisa disaksikan di channel YouTube Memorandum TV bersama host Eko Yudiono, Selasa, 26 Maret 2024 mulai pukul 16.00. 

Ning Lia, yang juga keponakan Khofifah tersebut menjelaskan, keyakinannya bahwa jerih payah saksi mengawal suara, akan mengantarkan pada kemenangan.

BACA JUGA:Pers Harus Mengambil Posisi yang Tegas, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim Bicara Panjang Lebar di Podcast

“Saya sebagai muslim, meyakini bahwa jerih payah saksi mengawal suara sampai larut malam setiap hari, Insya Allah mengantar pada kemenangan. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan saya mengikuti sendiri pergeseran jumlah suara yang semula, mohon maaf, banyak ketidaksinkronan, kini sudah sesuai.”

BACA JUGA:Hamin Gimbal Jadi Bintang Tamu Podcast Memorandum TV: Mencintai Persebaya dengan Hati

Doktoral UINSA tersebut menjelaskan bahwa dirinya terlibat langsung proses pengawalan suara.

“Kebetulan saya mengikuti sendiri. Membuka sendiri link sirekap, dan menemukan langsung ketidaksinkronan. Bervarian sekali, ada yang jumlah batang atau bar hanya satu, ditulis dua. Jadi harus melototin banget form c1. Ada yang jumlah suara 24, tapi kotak X yang menandakan angka 0, ditulis dua, ditulis 8, itu masih di form C1.”

“Di inputan yang nampak dari sirekap, justru lebih wow sekali. Bahwa foto form c1 hanya 16, namun dalam data yang terinput, 826. Hal-hal seperti ini memang ada dan saya tahu sendiri karena kebetulan suara yang cenderung digemukkan, tidak jauh dari nomer urut saya. Jadi kalau saya lihat kevalidan suara saya, mau tidak mau terlihat suara si ini.”

Ning Lia menambahkan, bahwa suaranya pun ada yang berkurang, namun berkat usaha keras dirinya dan tim saksi, ketidaksinkronan sudah mendekati benar.

“Sekian minggu kami fokus mengecek mana yang tidak sinkron, dan menyampaikan dari tingkat PPK hingga kabupaten kota, ya Alhamdulillah akhirnya sinkron semua. Disini, saya tidak menyalahkan siapapun, namun saya ingin menjadikan ini semua edukasi. Bahwa suara pemilih adalah marwah demokrasi, mohon sama-sama kita jaga.”

Terkait modus penggelembungan salah satu calon yang diketahuinya secara langsung, ning Lia pun menjawab bijak.

“Indikasi penggelembungan melalui perubahan jumlah di form c1 yang tidak sesuai jumlah bar maupun jumlah inputan sirekap yang tidak sesuai C1, saya kira sudah klir tidak berhasil dan sudah dibenahin semua. Jadi tidak ada masalah, saya pun tidak mau men judge si A si B curang, melainkan cukup tahu, itu saja. Cukup ini semua sebagai edukasi, bahwa memang ada saja kejutan di politik,” ujarnya seraya tersenyum.

“Saya hanya ingin berpesan, mohon semua pihak jika diberi amanah mengemban sebuah tugas, sama-sama menjunjung kejujuran. Karena bisa jadi, ketidakjujuran itulah yang akhirnya merepotkan banyak orang, minimal sesama koleganya yang akhirnya terketuk hati mengecek lagi dan lagi. Kasihan yang jujur,” tambahnya.

Sumber: