Viral Penculikan Anak di Medsos, Kapolres Tulungagung : Itu Hoax

Viral Penculikan Anak di Medsos, Kapolres Tulungagung : Itu Hoax

Tulungagung, Memorandum.co.id - Selama tiga hari terakhir, masyarakat Tulungagung diresahkan dengan beredarnya kabar penculikan anak . Pertama berupa postingan tulisan dan rekaman video melalui whatsapp (WA) yang mengabarkan upaya penculikan siswa SDN Kampungdalem 4 Tulungagung. Dalam video nampak seorang siswa SD didampingi dua gurunya menjawab pertanyaan seputar kejadian yang dialaminya. Bocah itu menuturkan baru saja dimintai tolong oleh dua orang tak dikenal yang turun dari mobil untuk menunjukkan lokasi SPBU terdekat. Si bocah diminta masuk ke dalam mobil sambil mengarahkan lokasi SPBU. Namun bocah itu terkejut, karena di dalam mobil sudah ada anak seumurannya tertidur seperti tak sadarkan diri. Dikonfirmasi mengenai rekaman video ini, Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia menegaskan itu merupakan kabar bohong atau hoax. Sebab usai memperoleh video itu, Kapolres Pandia sudah langsung melakukan pendalaman terhadap informasi yang berkembang. “Kabar itu hoax, tidak benar. Kita sudah kroscek ke lapangan dan hasilnya nihil. Kita juga sudah perintahkan anggota untuk mengabarkan kepada masyarakat jika kabar itu hoax,” tegasnya, Minggu (23/2). Pandia menjelaskan, video itu tidak terjadi di Tulungagung. Setelah dilakukan pendalaman, cerita yang dikatakan si bocah tidaklah benar. Di mobil itu berisi satu keluarga yang memang memiliki anak kecil sedang tertidur. “Itu memang satu keluarga. Di dalam mobil sedang ada anaknya yang tidur, bukan penculik,” terangnya. Kabar kedunya yang langsung dipastikan hoax adalah penculikan anak di SD Tamanan Tulungagung. “Satunya lagi anggota juga langsung kroscek ke SD Tamanan, dan hasilnya tidak ada yang merasa terancam seperti diberitakan,” tambahnya. Pandia menjelaskan, pihaknya juga sempat menerima laporan keresahan warga karena anaknya tiba-tiba lari pulang saat akan berangkat les di sore hari. Kepada polisi, pelapor mengatakan kalau anaknya akan menjadi korban penculikan dua pria bertato. Tapi setelah didalami, rupanya belum ada tindakan yang mengarah kepada penculikan. Si anak ketakutan saat dipanggil dua pria bertato yang belum dikenalnya. “Jadi belum ada sama sekali kontak fisik antara anaknya pelapor ini dengan dua pria bertato tersebut. Jadi anaknya ini dipanggil-panggil terus lari karena takut,” ungkapnya. Kendati belum menemukan fakta adanya upaya penculikan anak. Kapolres Pandia memerintahkan anggotanya agar menambah kewaspadaan, dengan tidak mengurangi kenyamanan masyarakat dalam beraktivitas. Mulai dengan memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah dan meningkatkan patroli di sekolah-sekolah saat jam pelajaran berakhir. “Jadi anggota kita perintahkan memberikan sosialisasi kepada masyarakat lewat sekolah-sekolah agar mereka tidak terganggu dengan kabar (hoax) ini. Namun, tetap meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi jika ada yang berniat berbuat jahat,” pungkas Pandia. Maskhuri, salah satu warga Kota Marmer mengaku lega karena berita yang viral itu ternyata hanya hoax. "Syukurlah, ternyata berita itu tidak benar. Kami sebagai warga merasa lega, apalagi kepolisian juga sudah tertindak serta mengantisipasinya," tuturnya. (fir/mad/fer)

Sumber: