Cegah Potensi Longsor Susulan, Satgas Pematusan Dirikan Tanggul Sementara

Cegah Potensi Longsor Susulan, Satgas Pematusan Dirikan Tanggul Sementara

Petugas mengevaluasi reruntuhan bekas ambrolnya plengsengan sungai. --

SURABAYA, MEMORANDUM-Untuk mencegah potensi longsor susulan yang bisa menggerus rumah warga di Jalan Asembagus, Gang Pancasila, RT 6 RW 2 Kelurahan Tembok Dukuh, Kecamatan Bubutan, Satgas pematusan dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) dikerahkan untuk melakukan perbaikan. 

Pantuan Memorandum,  mereka turun ke sungai untuk membersihkan bekas reruntuhan  plengsengan yang ambrol. Selain plengsengan, sejumlah barang barang milik warga juga ikut jatuh ke sungai. Sebab, bibir sungai tersebut juga dijadikan sebagai dapur. 

BACA JUGA:Plengsengan Sungai Longsor, Rumah Warga Asembagus Retak

Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, perbaikan plengsengan tersebut sedang dilakukan.

BACA JUGA:Plengsengan Kali Jompo Ambrol, Warga Khawatir Banjir Susulan

"Iya benar," katanya singkat. 

Dinas terkait telah melakukan pengecekan di lokasi ambrolnya plengsengan tersebut untuk mencari tahu penyebab kejadian itu. Petugas juga mengukur ambrolnya plengsengan tersebut.

"Setelah diukur, panjang plengsengan yang ambrol adalah 46,5 meter," kata Sidin Suyatno, koordinator satgas pematusan dari Rayon Genteng.

Ia mengatakan, sejak pagi petugas langsung melakukan perbaikan. Pecahan plengsengan itu dimasukkan ke dalam glangsing dan dibuat tanggul sementara untuk mengantisipasi longsor susulan. Kemudian akan ditancapkan bambu baju untuk menahan tanah agar tidak bergerak. 

"Untuk sementara kita membersihkan bekas reruntuhan dulu," ujarnya.

Pengerjaan plengsengan permanen akan dilakukan dalam waktu dekat. "Kemungkinan pengerjaannya dilakukan dalam waktu dekat ini. Untuk itu sementara kita buatkan tanggul untuk mencegah longsor susulan," jelasnya. 

Sementara ia mengaku sempat mengalami kesulitan dalam proses evakuasi bekas reruntuhan plengsengan. Sebab terdapat asbes dan kayu yang ikut jatuh ke sungai. 

"Jadi ada payupan (atap) yang didirikan diatas jalan ini, digunakan warga untuk menaruh barang barang seperti dapur dan itu ikut jatuh. Sehingga prosesnya membutuhkan waktu cukup lama membongkar atap atapnya itu dulu, " pungkasnya. (alf)

Sumber: