Caleg Tanpa Rekam Jejak, Aktivis: Upaya Melemahkan Gerakan Perempuan

Caleg Tanpa Rekam Jejak, Aktivis: Upaya Melemahkan Gerakan Perempuan

Yuliati Umrah.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Setiap pesta demokrasi selalu memunculkan kejutan. Tak terkecuali pada Pemilu 2024. Yakni, fenomena perbedaan foto salah satu calon DPD RI Jatim di kertas suara dengan aslinya. Hal ini lantas memantik atensi masyarakat.

Di luar gaduhnya masyarakat yang kian julid akibat rekayasa foto, pesta demokrasi 2024 menunjukkan pesan moral penting. Yakni, framing kecantikan yang dianggap jauh lebih sakti dari gerakan nyata aktivis perempuan.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh aktivis perempuan, Yuliati Umrah yang juga Direktur Eksekutif Alit Indonesia. Menurutnya, fenomena foto cantik namun tanpa rekam jejak yang jelas tersebut sebagai upaya melemahkan gerakan aktivis perempuan.

"Sebagai aktivis perempuan, saya mensupport caleg perempuan untuk menempati posisi strategis di negeri ini.  Sayangnya saya melihat ada upaya pelemahan dengan ditampilkan sosok serupa untuk memotong rekam jejak," tutur Yuli, Jumat, 23 Februari 2024.

BACA JUGA:Caleg Petahana Dominan Peroleh Suara Terbanyak Pileg 2024

Salah satu tokoh 80 pemimpin terbaik dunia versi pemerintah AS tersebut menilai, fenomena ini memiliki unsur kesengajaan.

"Buat saya ini ada unsur kesengajaan. Kan yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun dengan konstituennya gitu. Kalau kemudian orang-orang dengan tidak memiliki rekam jejak apapun dan tinggal nyatut gitu kan itu melemahkan aksi-aksi yang sudah dipupuk dan dilakukan secara sukarela oleh oleh tokoh-tokoh yang sudah harus kita support," lanjutnya.

Apalagi, ia menambahkan bahwa kini viral pencatutan foto sesama calon DPD sebagai bahan kampanye.

“Kita lihat sekarang, yang viral kasus pencatutan foto Ning Lia sebagai bahan kampanye oleh salah satu calon DPD lain. Ini jelas tidak etis dan sebagai salah satu upaya melemahkan tokoh aktivis perempuan yang sesungguhnya," katanya.

BACA JUGA:Ratusan Relawan Caleg Gerindra Kepung Proses Pleno Terbuka Rekapitulasi Suara Tingkat Kecamatan

"Gitu itu ya sebenarnya pola-pola untuk melemahkan gerakan perempuan. Salah satunya dengan memunculkan tokoh tanpa rekam jejak," sambung Yuli.(bin)

Sumber: