Pemalsuan Tiket, Ini Kata Hafiyan Warga Wiyung: Jika Terpaksa Beli Ke Calo Harus Lebih Cermat

Pemalsuan Tiket, Ini Kata Hafiyan Warga Wiyung: Jika Terpaksa Beli Ke Calo Harus Lebih Cermat

M Hafiyan Abbad.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Usai pandemi covid mereda, banyak event-event yang digelar baik skala lokal, nasional, maupun internasional. Dalam event tersebut pastinya menyedot banyak penonton untuk hadir secara langsung. Hal inilah yang membuat pelaku penipuan memanfaatkan celah untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menjual tiket palsu ke masyarakat. 

Yang terbaru Ghisca Debora Aritonang melakukan penipuan tiket palsu untuk konser Coldplay. Tak tanggung-tanggung, 2 ribu lebih orang menjadi korbannya hingga ia meraup untung mencapai miliaran rupian. 

Menurut M Hafiyan Abbad, warga Wiyung bahwa penipuan tiket konser memang sudah menjadi hal biasa. Setiap ada event, pasti ditemukan korban yang tertipu dengan tiket palsu. 

BACA JUGA:Pelajar Bolos Sekolah Terjaring Satpol PP, Asik Berduaan di Sungai Dinoyo

"Masalah tiket palsu memang sudah sering terjadi di sebuah event. Apalagi untuk event konser dengan skala besar pasti ada yang namanya entah reseller atau calo yang mengaku dekat atau kenal dengan orang dalam," kata Hafiyan. 

BACA JUGA:Sukses Gelar Piala Dunia U-17, Pemkot Surabaya Siapkan Ditunjuk dalam Agenda Internasional dan Timnas

Peminat yang besar dan tiket yang terbatas membuat para penipu memanfaatkan kesempatan ini. Dari sisi penonton mestinya berpendapat bahwa konser tersebut belum tentu bisa terulang kembali. 

"Tiket yang terbatas dan jumlah peminat yang membeludak membuat penonton rela mendapatkan tiket mesti melalui reseller dan calo," bebernya. 

Dalam pengalamannya menonton konser, Hafiyan berprinsip untuk sebisa mungkin mendapatkan tiket secara resmi melalui platform yang sudah ditentukan. 

"Jika memang udah desperate mau tidak mau beli di calo sebaiknya memastikan bahwa calo tersebut bisa dipercaya dengan profiling si calo, cek nomer hp di aplikasi get contact dan minta foto KTP si calo untuk pegangan kita," tuturnya. 

Sementara itu, Cafidotin Alfiah warga Karangrejo Sawah mengatakan bahwa penipuan semacam itu sangatlah keterlaluan. Ia menganggap bahwa ini sudha menjadu sindikat pemain besar di belakangnya. "Pastinya ada orang besar yang bermain selain Ghisca Debora di belakang. Karena yang diruap mencapai miliaran rupiah, kasus tersebut larinya langsung ke perdata dan pelaku bisa cepat bebas," ucapnya. 

Ia menjelaskan bahwa jika tidak mendapat tiket, Vivid sapaan Cafidotin Alfiah lebih memilih tidak menonton dari pada resiko apabila beli diluar pembelian tiket resmi. 

"Antisipasinya kalau gak kebagian tiket ya gak perlu beli daripada resiko tertipu calo," pungkasnya. (rid)

Sumber: