Jaga Bahasa Daerah Tidak Punah, Balai Bahasa Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

Jaga Bahasa Daerah Tidak Punah, Balai Bahasa Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

Pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu--

Menurut data Unesco, setiap dua minggu ada dua bahasa yang mati. Pengelompokan bahasa sendiri dibagi menjadi beberapa kategori seperti: masih sehat, rentan, kritis, dan mati. 

BACA JUGA:Balai Bahasa Jatim Beber Capaian Kerja 2022, Ini Dia

Bahkan, mirisnya, saat ini di Wilayah Indonesia Timur sudah ada 10 bahasa yang mati. Hal ini karena tidak ada lagi penutur bahasa tersebut. 

"Tentu kita tidak ingin bahasa Madura, Bahasa Jawa Dialek Using, dan Bahasa Jawa akhirnya tinggal nama, nah ini salah satu upaya kita dari Balai Bahasa bagaimana kita melestarikan bahasa daerah dengan memberikan semacam stimulan supaya anak-anak kita mau berbahasa daerah," tegasnya. 

Ia berharap, kegiatan ini dapat terus berkelanjutan setiap tahun. Sehingga nantinya kesadaran pentingnya berbahasa daerah dapat semakin meningkat. 

BACA JUGA:Balai Bahasa Jatim Kembali Gelar Anugerah Sutasoma, Ini Para Penerimanya

"Mudah-mudahan semakin banyak yang mendukung, semakin banyak yang sadar bahwa bahasa daerah yang kita cintai harus kita lestarikan dan kita kembangkan," pungkasnya. 

Dalam kegiatan ini, juga diberikan penganugerahan terhadap para pemenang dari tujuh lomba yang ada di Festival Tunas Bahasa Ibu. Seperti diantaranya adalah lomba menulis cerita pendek, pidato, ngewer, nembang/menyanyi, celathu, menulis puisi/geguritan, dan lomba mendongeng.(ziz)

Sumber: