Dua Hari Sebelum Meninggal, Korban Pembunuhan di Pasuruan Fitria Kirim WA Minta Maaf kepada Orangtua
Rumah duka di Perumahan Sinar Amerta Medokan Ayu Selatan, Surabaya..--
SURABAYA, MEMORANDUM-Kematian Fitria Almuniroh Hafidloh Diyanah (23), membuat keluarganya kehilangan atas kepergian anak pertamanya itu. Terlihat jelas diraut wajah mereka, letih, lelah, kecewa bercampur menjadi satu.
Abdul Munir, ayah korban mengaku, baru pulang dari Pasuruan. Selain mengurusi kasus yang menewaskan korban, juga memakamkan jenazahnya. "Saya baru dari Pasuruan, sekitar pukul 09.30, tiba di Surabaya," ungkap Munir kepada Memorandum.
Terlihat, di ruma duka di Perumahan Sinar Amerta Medokan Ayu Selatan, Rungkut, sudah berdiri di tenda warna hijau dan kursi. Di teras rumahnya ada tikar dan air gelas mineral yang dipersiapkan untuk menggelar yasin dan tahlil.
BACA JUGA:Ini Kronologi Aksi Sadis Mertua Gorok Menantu yang Hamil 7 Bulan hingga Tewas di Pasuruan
BACA JUGA:Hendak Tawuran di Kertajaya Tiga Remaja Diamankan Respatti
Munir baru mengetahui adanya kabar anaknya meninggal dunia setelah diberitahu istrinya, Nurul Afini (49). Kemudian langsung pergi ke Pasuruan. "Posisi anak saya sudah meninggal di rumah sakit. Saya tidak tahu motif dan kronologis kejadiannya karena berada di Surabaya," jelas Munir.
BACA JUGA:Dany Firman Lazuardi Juara Favorit Duta Karang Taruna Kota Surabaya 2023
Munir mengungkapkan, anaknya merupakan mahasiswi jurusan akutansi semester 1 di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. "Menginjak semester dua cuti karena hamil 7 bulan," ungkapnya.
Fitria menikah dengan suaminya Sueb pada tanggal 1 Mei 2023, di Perumahan Sinar Amerta Medokan Ayu Selatan, Surabaya. Mereka dikenalkan oleh saudara istrinya dan setelah menjalin hubungan sebulan langsung menikah.
Dalam pernikahan itu, mertua laki laki juga hadir. Dan Munir melihat baik dan tidak ada kejanggalan. Mertua wanita sudah meninggal. "Mertuanya baik dan tidak ada gangguan apa-apa. Hanya saja orangnya keras," beber Munir.
Setelah menikah, Fitria tinggal di rumah mertuanya di Pasuruan dan sudah pindah KTP. Hingga terjadi kejadian yang menewaskan anaknya.
Munir mengaku, sebelum tewas tidak ada firasat apa-apa. Namun, korban sempat kirim pesan whatsapp dua hari lalu yang intinya Fitria minta maaf karena terlalu banyak salah. "Anak saya kirim pesan whatsapp dua hari ke saya dan ibunya. Isinya minta maaf," bebernya.
Munir juga heran bercampur bingung apa maksud dari pesan whatsapp dari anaknya. Sebab, selama ini tidak pernah ada masalah dan curhat tentang rumah tangganya. "Anak saya baik dan pendiam. Tidak ada masalah apa-apa," jelasnya.
Harapan Munir dengan kejadian ini, minta keadilan atas kasus yang menimpa Fitria. Bila perlu dihukum setimpal sesuai dengan perbuatanya. "Saya minya keadilan dan pelaku dihukum setimpal," harap Munir. (rio)
Sumber: