Viral di Medsos Curhatan Infaq SMAN 1 Kedamean, Kepsek Sebut Partisipasi Masyarakat

Viral di Medsos Curhatan Infaq SMAN 1 Kedamean, Kepsek Sebut Partisipasi Masyarakat

Tangkapan layar curhatan di medsos--

Gresik, Memorandum - Jagat maya di Kabupaten Gresik dihebohkan dengan curhatan warganet soal 'infaq' di SMAN 1 Kedamean. Akun bernama NGguzz Rwt memposting sebuah curhatan di grup media sosial (medsos) Facebook KEDAMEAN TERKINI.

Dia menuliskan bahwa ada indikasi tarikan infaq dari pihak sekolah yang dipatok sebesar Rp 1,2 juta. NGguzz Rwt juga menyertakan sejumlah penjelasan dan pendapatnya terkait hal tersebut. Begini curhatan lengkapnya.

"Melok curhat titik reg kimau ibuk ku di undang rapat sekolah ng sma nike jre dikongkon mbayar infak tp dipatok minimal 1jt200 selama satu tahun tp bayar wulanan dihapus lah angkatane adek ku ono 300 arek gak wes ketok e?? Emange sekolah negri sak iki ngene ta ? Yoo lak suwasta sek myadaru #savesmanegrakedamean," cuit NGguzz Rwt, Selasa (12/9/2023).

Terpisah, Kepala SMAN 1 Kedamean Agus Setiawan membenarkan bahwa Komite Sekolah telah bertemu dengan wali murid kelas X. Namun pihaknya membantah adanya diksi infaq atau mematok besaran sumbangan tersebut. Yang ada adalah dana partisipasi masyarakat.

Agus memastikan bahwa yang dilakukan Komite Sekolah sudah sesuai regulasi yang ada berdasarkan Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016. Bahwa dana operasional sekolah salah satunya berasal dari paritisipasi masyarakat dalam hal ini wali murid. Namun tidak ada pemaksaan besaran partisipasi yang dibayarkan.

"Tidak ada kata infaq atau kami mematok, tapi partisipasi masyarakat. Hal ini sudah on the track sesuai Permendikbud 75 Tahun 2016. Kemarin itu memang Komite Sekolah mengumpulkan wali murid kelas X, disampaikan di sana terkait kebutuhan dana operasional sekolah," beber Agus Setiawan, Rabu (13/9/2023).

Agus menyebut, berdasarkan hitungan bahwa sebenarnya kebutuhannya adalah Rp 2,250 juta. Akan tetapi Komite Sekolah tidak memaksakan besaran tersebut. Sehingga para wali murid menulis tangan di kertas sesuai kesanggupan masing - masing. 

"Ada yang menulis Rp 1,3 juta, ada yang lebih. Artinya ini bervariasi sesuai kemampuan wali murid, kami tidak memaksakan. Bahkan ada siswa yatim piatu itu gratis, ada wali murid yang meminta keringanan juga dilayani Komite Sekolah. Komite Sekolah terbuka. Itu pun satu tahun, tidak ujuk - ujuk langsung bayar saat itu juga," tegas Agus Setiawan.

Bukti tulis tangan para wali murid itu pun menjadi bukti yang dibawa pihak sekolah. Menurutnya, ada wali murid yang peduli dan langsung membayar partisipasi tersebut. Karena dana itu juga akan dikelola dalam rencana sekolah untuk optimalisasi pengembangan peserta didik.

"Kami pastikan yang dilakukan Komite Sekolah itu sudah on the track mas, sesuai kewenangannya. Kami juga sudah berkoordinasi dengan APH (aparat penegak hukum) baik itu Pak Ketut (Kanit Tipikor Satreskrim Polres Gresik) dan Pak Rezky (Kasi Intelijen Kejari Gresik). Karena kami tidak ingin terjadi permasalahan," tegasnya.

Masih menurut Agus, tidak akan ada ruginya wali murid mengeluarkan biaya untuk pendidikan anaknya. Sebab dana tersebut akan dikelola pun untuk kegiatan inovasi dan kreatif bagi peserta didik. Namun pihaknya tidak bisa menampik pasti ada yang menjadi polemik.

"Untuk yang posting itu tidak hadir dalam rapat, kakak dari salah satu siswa kelas C. Sehingga saya juga kaget kok bisa muncul kata infaq itu dari mana. Padahal kalau misalkan ada keluhan, bisa dikomunikasikan dengan Komite Sekolah," tutupnya.(and/har/epe)

Sumber: