Jenis Bahan Pengawet Makanan yang Perlu Diwaspadai

Jenis Bahan Pengawet Makanan yang Perlu Diwaspadai

Surabaya, Memorandum.co.id - Bahan pengawet digunakan untuk memperpanjang masa penyimpanan makanan agar terhindar dari bakteri dan jamur. Meskipun terdapat alternatif pengawet alami, tetapi, makanan yang dijual di pasaran umumnya menggunakan bahan pengawet kimia. Ada beberapa pengawet kimia memiliki kandungan yang dapat berdampak negatif bagi tubuh. Karena itu penting sekali untuk mengetahui jenis-jenis bahan pengawet makanan dan menghindarinya. Berikut ini beberapa bahan pengawet makanan yang perlu dihindari: 1. Sodium nitrite Sodium nitrite biasanya digunakan dalam daging olahan seperti sosis atau ham. Bahan pengawet makanan ini berfungsi untuk mencegah pertumbuhan bakteri, sekaligus menambahkan rasa asin, dan warna merah muda yang segar. Saat dipanaskan dengan suhu tinggi dan bertemu dengan asam amino, sodium nitrite berubah menjadi nitrosamin. Senyawa ini dapat menimbulkan berbagai efek negatif bagi kesehatan. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh World J Gastroenterol, asupan nitrit dan nitrosamin yang tinggi dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker perut. 2. Sulfit Sulfit merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah pembusukan, dan perubahan warna selama persiapan, penyimpanan, dan distribusi makanan. Bahan pengawet ini sering ditemukan dalam makanan olahan seperti tepung jagung, cuka, wine, dan buah kering. Bagi pengidap asma, pengawet ini mungkin dapat memperburuk gejalanya. Tak hanya itu, mengonsumsinya secara berlebihan juga dapat menyebabkan alergi, sakit kepala, jantung berdebar, dan kanker. 3. Sodium benzoate Sodium benzoate merupakan salah satu bahan pengawet makanan yang paling umum digunakan. Biasanya pengawet ini terdapat dalam minuman berkarbonasi, jus buah, saus, dan camilan lainnya. Sodium benzoate memang relatif aman digunakan. Namun, jika bahan kimia ini dikombinasikan dengan vitamin C, atau terpapar suhu tinggi dan cahaya, maka dapat membentuk zat kimia benzena yang dapat memicu kanker. 4. BHA dan BHT Butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT) mengawetkan makanan dengan mencegah minyak dalam makanan teroksidasi. Dua bahan pengawet ini dianggap karsinogen sebab, beberapa penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukan bahwa BHA berpotensi dapat menyebabkan kanker. Selain itu, menurut The European Commission on Endocrine Disruption telah mengidentifikasi bahwa BHA dapat berpotensi mengganggu endokrin. 5. Formalin Formalin awalnya berasal dari gas yang disebut dengan formaldehida. Ketika formaldehida dilarutkan dalam air, ia akan berubah menjadi formalin yang dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Bahan kimia ini sebenarnya tidak boleh digunakan untuk mengawetkan makanan. Formalin sebenarnya digunakan untuk desinfektan serta pengawet di pemakaman. Nah, dalam jangka pendek, mengonsumsi makanan yang mengandung formalin dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan mual, muntah, dan diare. Sementara itu, dalam jangka panjang formalin berisiko memicu kanker dan kerusakan pada ginjal. 6. Monogliserida Monogliserida membantu minyak dan air untuk berbaur. Karena itu, zat ini digunakan untuk memperbaiki tekstur dan konsistensi makanan. Meskipun aman digunakan, tetapi monogliserida mengandung lemak trans. Nah, asupan zat ini yang terlalu banyak dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, serta risiko diabetes dan obesitas. (*/Rdh)

Sumber: