Eri Cahyadi Ungkap Rahasia Sukses Kembangkan Transportasi Digital Pelayanan Publik Surabaya
Surabaya, memorandum.co.id - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Provinsi Jawa Timur yang sedang melakukan Musyawarah Wilayah di Surabaya berkunjung ke sejumlah tempat di Kota Pahlawan, Jumat (5/5/2023) malam. Mereka disambut dengan hangat oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ketika berkunjung ke Gedung Siola tepatnya di Klinik Investasi dan dilanjutkan ke Graha Sawunggaling komplek Gedung Pemkot Surabaya. Saat berada di Klinik Investasi Gedung Siola, Wali Kota Eri menjelaskan rahasia sukses memimpin Kota Surabaya, terutama dalam hal transportasi digital pelayanan publik. Menurutnya, sejak dipercaya memimpin Kota Pahlawan, ia selalu menggunakan ilmu insinyurnya untuk mengelola pemerintahan. "Jadi, ilmu-ilmu insinyur itu benar-benar saya terapkan di pemerintahan, dalam mengelola Pemkot Surabaya," kata Wali Kota Eri di hadapan para insinyur. Kemudian ia menjelaskan sebuah sistem yang sudah dirangkainya dan sudah diterapkan di lingkungan Pemkot Surabaya, dan sistem itu terpajang di hampir semua kantor dinas, termasuk di ruang Klinik Investasi itu. Sistem yang selalu aktual dan bergerak secara otomatis di layar monitor itu memuat semua data tentang Surabaya, mulai data warga miskin, baik yang sudah diintervensi maupun yang akan diintervensi dan juga yang menolak untuk diintervensi. Ada pula data soal stunting di Surabaya, baik yang sudah diintervensi dan yang lulus setelah mendapatkan intervensi itu. Bahkan, di layar monitor itu juga terpajang jelas tentang kinerja dan capaian dinas-dinas di lingkungan Pemkot Surabaya, termasuk kecamatan dan kelurahan. "Saya bisa buat sistem sedetail ini karena saya orang teknis. Ilmu teknis saya dan ilmu insinyur saya berjalan dalam mengelola pemerintah di Surabaya," katanya. Wali Kota yang baru saja meraih penghargaan Tokoh Inovasi Keinsinyuran dalam Pembangunan itu juga menjelaskan sesuatu yang dianggap tidak mungkin di awal-awal dia menjabat. Saat itu, ia meminta semua dinas di lingkungan Pemkot Surabaya anggarannya harus digunakan untuk mengentas kemiskinan. "Awal-awal banyak yang bilang tidak mungkin bisa, seperti Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga dan juga Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP). Masak anggaran mereka bisa digunakan untuk mengentas kemiskinan, akhirnya saya kasik tahu caranya dan ternyata bisa dan berhasil," tegasnya. Saat itu, ia meminta Dinas Sumber Daya Air membuat pelatihan pembuatan paving. Jadi, data kemiskinan yang sudah dihimpun oleh Dinas Sosial dipilih-pilah dan bagi warga miskin yang berkenan untuk kerja menjadi pembuat paving dilatih oleh Dinas Sumber Daya Air dan setelah selesai pelatihan diberikan order oleh Pemkot Surabaya. Sedangkan untuk DPRKPP, saat itu dia meminta membuat pelatihan tukang bangunan. Jadi, warga miskin yang sudah didata pemkot dipilah-pilah dan yang berminat menjadi tukang bangunan di latih. Kemudian, ketika Pemkot Surabaya melakukan program rulatihu, mereka inilah yang menggarapnya. Selain itu, bahan-bahan bangunan itu juga diambilkan dari toko bangunan yang ada di sekitar rumah yang terkena program rutilahu itu. "Di Surabaya ini, saya bikin banyak padat karya yang diantaranya itu bekerja jadi tukang bangunan dan juga pembuat paving. Jadi, anggaran di setiap dinas itu tetap bisa digunakan untuk bisa mengentas kemiskinan di Surabaya," tegasnya. Oleh karena itu, Wali Kota Eri berkali-kali menegaskan bahwa ilmu insinyur itu bisa digunakan di mana-mana, termasuk di berbagai dinas. Sebab, ilmu insinyur itu dinilainya jauh lebih cepat dalam menyelesaikan masalah. "Saya berharap ke depan seorang insinyur itu berada di mana-mana dan ilmu kita bisa digunakan di mana-mana," ujarnya. Sementara itu, Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Timur, Prof. Mohammad Bisri menyampaikan bahwa yang sudah dilakukan Wali Kota Eri itu adalah DSS (Decision Support System). Ia mengakui bahwa terobosan ini sangat luar biasa dan patut dicontoh daerah lainnya di Jawa Timur dan juga di seluruh daerah di Indonesia. "Jadi, beliau ini berhasil dalam program pembangunan dan inovasi pada sistem informasi di Kota Surabaya karena infrastruktur pada drainase, kemudian sistem informasi semua sudah memakai DSS," pungkasnya. (rid/ziz)
Sumber: