Rusak Ekosistem dan Biota Laut, Polsek Kwanyar Imbau Komunitas Nelayan Tidak Gunakan Jaring Trawl
Bangkalan, Memorandum.co.id -Disela-sela kekhusukan Umat Islam menunaikan ibadah puasa Ramadan 1444 Hijriyah, Kapolsek Kwanyar AKP Moh Mansur,SH dan beberapa anggota, menyempatkan diri nyambangi perkampungan nelayan di Desa Kwanyar Barat, Senin (17/4) pagi. “Ada beberapa pesan dan harapan berbasis edukatif, patut dan perlu kami sampaikan kepada komunitas kaum nelayan di Desa Kwanyar Barat,” kata AKP Moh Mansur. Diantaranya, ketika bersua dengan para nelayan, mantan KBO Satlantas Polres Bangkalan, itu menekankan imbauan agar para nelayan Kwanyar Barat, jangan sekali-kali menggunakan jarring trawl saat berburu ragam jenis biota laut (ikan-red) di sekitar perairan Selat Madura. Ada beberapa alasan prinsip mengapa penekanan ini kerap kali diingatkan kepada para nelayan.” Salah satunya, pengunnaan jarring trawl dilrang oleh undang-undang,” tegas AKP Moh Mansur. Ini logis. Sebab penggunaan jarring trawl berpotensi merusak eksosistem laut yang semestinya harus dilestarikan. Itu fakta yang tidak bisa dipungkiri. Penggunaan jarring trawl bisa merusak terumbu karang yang kaprah menjadi sarang dan hajat hidup ragam jenis ikan di laut. “Nah, jika terumbu karang banyak yang rusak, otomatis ragam biota laut akan kehilangan habitatnya,” trandas AKP Moh Mansur. Bibit ragam jenis ikan yang belum waktunya diekspolitasi, juga akan ikut terjaring. Realita ini jelas akan merugikan nelayan. Sebab bibit ikan yang masih relatif kecil tidak memiliki nilai ekonomis di pasaran. Kerusakan ekosistem laut, terutama sebaran terumbu karang, akan memporak-poramdakan keindahan ekosistem laut. “Jika itu terjadi, sungguh patut kita sayangkan,” terang AKP Moh Mansur. Sebab keelokan sebaran terumbu karang dengan keragaman warna-warninya, merupakan potensi wisata laut yang harus di dilindungi. Selain itu, penggunaan bondet atau bom ikan, termasuk larangan yang harus dipatuhi oleh para nelayan. Sebab seperti jaring trawal, bondet juga bisa merusak kelestarian ekosistem laut. Yang paling rawan, penggunaan jarring trawl dan bondet, kerap menjadi pemicu terjadinya bentrok antar nelayan di tengah laut. ”Alhamdulillah, para nelayan Desa Kwanyar Barat, sepakat untuk mematuhi imbnauan Polsek,” pungkas AKP Moh Mansur. (ras/gus)
Sumber: