Sempat Berhenti Gegara Covid-19, Akhirnya Masjid Al Magfiroh SMAN 9 Surabaya Diresmikan
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi meresmikan dan meninjau Masjid Al Magfiroh, SMAN 9 Surabaya. Surabaya, memorandum.co.id - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi, meresmikan Masjid Al Magfiroh, SMAN 9 Surabaya, Selasa (11/4/2023). Wahid sendiri merupakan alumni SMA beralamat di Jalan Wijaya Kusuma nomor 48. Masjid Al Magfiroh didirikan berkat anggaran pembangunannya dari alumni. Begitu diresmikan langsung digunakan ibadah Salat Magrib dan Pondok Ramadan siswa. Wahid Wahyudi mengucapkan rasa bangga menjadi alumni SMAN 9 Surabaya. "Saya bangga. Tapi 43 tahun yang lalu menjadi siswa SMAN 9 Surabaya. Dan mampu mengantarkan masuk ke perguruan tinggi negeri hingga saya menjadi kepala dinas Jatim sampai sekarang," ucap Wahyudi dalam sambutannya. Dan di hari puasa ke 20 Ramadan, Wahyudi diundang oleh Kepala SMAN 9 untuk meresmikan Masjid Al Magfiroh. Pembangunan masjid memang belum selesai total. Baru satu lantai dari rencana dua lantai. "Dari dua lantai luas total 600 meter persegi lebih. Maka jika selesai lantai satu dikhususkan untuk jamaah putra kemudian di lantai dua dipakai jamaah putri," jelas Wahyudi. Disamping masjid juga masih tersisa yang tentunya bisa dipakai siswa disaat waktu istirahat, untuk mengerjakan tugas tugas dan berkumpul dengan teman temannya. Wahyudi berharap para guru, oran gtua, termasuk Kepala Dinas Jatim, alumni bisa menuntaskan pembangunan lantai dua masjid Al Magfiroh ini. Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Al Magfiroh, Luhur Dharmawan mengungkapkan, dulu memang masjid. Yang melatarbelakangi masjid direnovasi agar menjadi lebih besar karena dulu ketika ada salat Jumat, disamping menempati masjid juga menggunakan aula karena kapasitasnya tidak cukup bagi siswa san guru. "Akhirnya timbul pembangunan masjid. Karena untuk mendorong bagaimana caranya aula tetap ada dan masjid dibesarkan. Akhirnya dibangun masjid ini dengan diprakarsai oleh kepala sekolah yang dulu Pak Sadeli dan dibentuk panitia pembangunan masjid," kata Luhur. Saat itu dana yang digunakan membangun masjid dari wali murid. Setelah dana terkumpul kemudian dibangun. Namun di tengah perjalanan mangkrak karena dilanda pandemi Covid 19. "Sehingga dana tidak ada karena wali murid juga terdampak pandemi Covid 19, akhirnya pembangunan masjid jadi kacau," ungkap Luhur. Kemudian mengusulkan kepada plt Kepala Sekolah SMAN 9, Khoiril untuk mencari uang di luar dan dari alumni SMAN 9 Surabaya. Kebetulan Luhur banyak kenal alumni. Maka dibentuklah kepanitiaan, yang terdiri dari guru, komite sekolah, dan alumni. Hasilnya, akhirnya terkumpul dana sebesar Rp 500 juta dan dibangun kontruksi lantai 1. Seiring berjalan dana dari alumni terkumpul dan terus dibangun hingga finising masjid. "Rencana masjid akan dibangun lantai dua dan saya tetap berharap dana dari alumni. Tepatnya dua tahun dan menghabiskan dana Rp 2,5 miliar," tandas Luhur. (rio)
Sumber: