Balap Liar, Puluhan Siswa Tulungagung Dibina Polisi
Tulungagung, memorandum.co.id - Puluhan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Tulungagung yang terjaring razia balap liar pada Sabtu (15/10/2022) malam lalu di Jalan Raya Ngantru, akhirnya pada Kamis (20/10/2022), mendapatkan pembinaan dari Polres Tulungagung. Puluhan siswa ini dihadirkan ke kantor polisi bersama wali muridnya, perwakilan sekolahnya, dan juga dihadiri pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung. Wakapolres Tulungagung Kompol Dodik Tri Setyawan mengatakan, keberadaan pelaku balap liar tidak hanya mengganggu pengguna jalan. Namun juga mengganggu warga masyarakat sekitar. "Kami sering mendapatkan laporan warga. Saya juga sudah memerintahkan anggota Polsek Ngantru untuk memantau kondisi di wilayahnya. Bahkan saya turun sendiri dengan mobil preman untuk mengawasi. Kami sengaja tidak melakukan pengejaran karena tidak ingin anak-anak ini lari atau kabur melarikan diri. Takutnya malah celaka dan menimbulkan korban jiwa," terangnya. Dodik menjelaskan, dalam razia Sabtu malam lalu, 10 unit sepeda motor diamankan karena tidak sesuai spesifikasi teknis. Bahkan salah satunya sudah dimodifikasi, sehingga dicurigai akan digunakan balap liar. "Kendaraan R2 (roda dua) yang ditilang baru bisa diambil setelah selesai proses hukumnya, dan harus dikembalikan sesuai spek teknisnya," tutur Dodik. Di kantor polisi, para wali murid, perwakilan sekolah, dan perwakilan dispendikpora bergantian memberikan edukasi kepada para siswa yang terjaring razia. "Kami ajak semua yang hadir hari ini untuk memberikan edukasi kepada anak-anak ini. Tidak hanya cuma ditilang, tapi juga diberi wawasan, edukasi bahayanya balap liar dan ancaman hukuman pidananya," papar Dodik. Dodik berharap wali murid dan pihak sekolah bisa turut membangun karakter anak didiknya. Sehingga menjadi generasi muda yang berkegiatan bermanfaat, bukan balap liar, yang membahayakan pengguna jalan, membahayakan diri sendiri, maupun orang lain. Sedangkan Kasatlantas Polres Tulungagung, AKP Rahandy Gusti mengatakan, pembinaan ini sebagai salah satu upaya polisi untuk memutus mata rantai balap liar, yang banyak didominasi oleh pemuda dan pelajar di Kota Marmer. "Kalau selama ini ditindak, selesai mereka bisa mengulangi lagi, ini yang tidak kita inginkan. Harapan kita, mereka ini mengerti dan memahami bahaya dan imbas balap liar yang mereka lakukan itu," ucapnya. Rahandy mengungkapkan, pihaknya memilih memberikan pembinaan sebab, diharapkan tumbuh kesadaran yang muncul dari dalam diri pelaku balap liar, agar tidak lagi mengulangi perbuatannya. Pihaknya juga meminta wali murid lebih memperhatikan anak-anaknya. Sebab selama ini anak-anak kerap mengelabui orangtuanya saat hendak keluar rumah. Yaitu menggunakan alasan yang tidak membuat orang tuanya curiga. "Melihat data, sepanjang Oktober ini saja sudah ada 50 kasus kecelakaan. 5 orang meninggal dunia, belum kerugian material dan lain-lain. Kita minta orang tua juga memperhatikan anak-anaknya. Kalau sampai jam 10 malam belum pulang, silahkan ditelepon, dicari keberadaannya," jelas Rahandy. Rahandy juga mengapresiasi kemauan pihak sekolah untuk hadir dan menyampaikan usul-usulnya. Yang semua itu bertujuan membangun karakter anak didik agar lebih baik lagi untuk masa depan. "Silahkan memanfaatkan program dari polisi yang ada, ada police goes to school, ada Pak Sicomo. Silahkan, kami terbuka," pungkasnya. (fir/mad)
Sumber: