Aksi Tolak UU TNI di Surabaya Berujung Ricuh, Mantan Ketua GMNI Alami Patah Tulang

Aksi Tolak UU TNI di Surabaya Berujung Ricuh, Mantan Ketua GMNI Alami Patah Tulang

Rizky Syahputera terbaring di RS Unair usai mengikuti aksi demo yang berujung ricuh di Grahadi.-Alif Bintang-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Aksi demonstrasi menolak Undang-Undang (UU) TNI di depan Gedung Negara Grahadi pada Senin, 24 Maret 2025 berujung ricuh.

BACA JUGA:Bentrokan Demo UU TNI di Surabaya, 14 Polisi Rawat Jalan, 25 Massa Dipulangkan

Mantan Ketua GMNI Surabaya periode 2023-2025, Rizky Syahputera, menjadi korban dalam insiden tersebut.


--

Ketua GMNI Surabaya Dhipa Satwika Oey mengungkapkan bahwa Rizky mengalami patah tulang tangan kiri dan luka robek di kaki kiri akibat semprotan kuat dari mobil water cannon yang digunakan aparat kepolisian untuk membubarkan massa aksi.

BACA JUGA:Aksi Tolak UU TNI di Surabaya Ricuh, 15 Polisi Terluka, Fasilitas Umum Rusak

"Ketua GMNI Surabaya 2023-2025 Rizky Syahputera mengalami patah tulang tangan kiri dan luka robek di bagian kaki kiri akibat semprotan kuat dari mobil water cannon pada saat aksi menolak UU TNI pada Senin, 24 Maret 2025 sekitar pukul 16.15 WIB," ujar Dhipa, Rabu, 26 Maret 2025.

Setelah kejadian tersebut, Rizky segera dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) untuk mendapatkan perawatan intensif. Ia telah menjalani operasi sejak Selasa 25 Maret 2025 malam hingga Rabu 26 Maret 2025 dini hari.

BACA JUGA:Massa Kembali Ricuh Pasca-Berbuka Puasa, Polisi Tahan Diri Hindari Korban Jiwa di Grahadi Surabaya

Dhipa menjelaskan bahwa GMNI Surabaya turut serta dalam aksi demonstrasi tersebut untuk menyampaikan aspirasi penolakan terhadap UU TNI.

Namun, sebelum aspirasi tersebut disampaikan, terjadi provokasi yang memicu bentrokan antara massa aksi dan aparat kepolisian.

BACA JUGA:Polisi Pukul Mundur Demonstran Penolak UU TNI di Grahadi, Provokator Diamankan dalam Aksi Ricuh

"Saat Fajar Sholeh selaku Ketua Bidang Organisasi GMNI Surabaya akan membacakan tuntutan, oknum yang menggaungkan nyanyian yang membuat antara massa dan aparat tidak kondusif. Melihat kejadian tersebut, GMNI Surabaya bersepakat untuk membubarkan diri. Tetapi yang terjadi, saudara kami justru menjadi korban salah sasaran oleh aparat," jelasnya.

Dhipa menegaskan, seluruh kader GMNI Surabaya, termasuk Rizky, tidak melakukan tindakan melawan hukum. Ia menyayangkan tindakan aparat kepolisian yang menggunakan water cannon terhadap pihak yang tidak bersalah.

Sumber: