Menko PMK Tegaskan Peran Muhammadiyah di Indonesia Emas 2045

Menko PMK Tegaskan Peran Muhammadiyah di Indonesia Emas 2045

Malang, Memorandum.co.id -  Generasi yang menentukan keberhasilan Indonesia emas di 2045, adalah yang lahir di tahun 1980 hingga 2028 mendatang. Mereka akan menginjak usia produktif, saat Indonesia berusia 100 tahun. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP. dalam Sarahsehan Pra-Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (03/09/22). “Kalau kita mampu memanfaatkan bonus demografi dan penduduk pendapatan yang tinggi, kita bisa menjadi negara maju. Kalau tidak bisa memanfaatkannya, maka bonus demografi akan menjadi sia-sia,” terang Muhadjir. Ia menyebut, usia seratus tahun bagi bangsa, dianggap usia yang muda. Bahkan, Muhammadiyah lebih tua. Karena sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka. Sudah semestinya, Indonesia dari Muhammadiyah. “Apalagi, sistem dan kepribadian Muhammadiyah lebih matang. Ini jadi bahan yang bagus bagi bangsa untuk membenahi kekurangan yang ada,” lanjutnya. Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak. Ia mengatakan, dalam dokumen Indonesia emas 2045, tdiharapkan menjadi negara maju. Salah satu dari lima kekuatan ekonomi dunia, dan memiliki sumber daya manusia yang unggul. "Selain itu, juga tingkat penguasaan Iptek yang tinggi dan kesejahteraan yang lebih baik serta merata," terangnya. Menurutnya, target lima besar sangat mungkin dicapai, bahkan sebelum 2045. Namun ada tantangan yang harus segera diatasi. Diantaranya, pengangguran generasi muda dan ancaman hilangnya pekerjaan di masa depan karena disrupsi teknologi. “Saya bangga dan mengapresiasi inovasi solutif dilakukan UMM. Dengan membangun Center for Future of Work (CFW) dan Center of Excelent di kawasan ekonomi khusus Singhasari. Harapannya, CFW dan CoE menjadi jawaban menghadapi beragam tantangan masa depan,” lanjutnya. Dalam menghadapi tantangan, tambah Emil, juga yakin Muhammadiyah tidak hanya berhenti pada pembahasan saja. Namun menggagas ide dan melaksanakannya sehingga bisa memberikan manfaat lebih luas. (edr/gus)

Sumber: