Tak Menurut Orang Tua, Menyesal Seumur Hidup (1)

Tak Menurut Orang Tua, Menyesal Seumur Hidup (1)

Seperti Kena Guna-Guna, Nempel Seperti Prangko

Pribahasa “kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah” sering terbukti. Itu juga yang dialaminya oleh Ratih (bukan nama sebenarnya). Kisah rumah tangganya dengan sebut saja Romi, suaminya harus berakhir cepat. Ratih jelas menyesal karena tidak menuruti peringatan atau nasihat orangtuanya. Akibatnya bisa ditebak, perceraian menjadi solusi terbaik meski hal itu seharusnya tidak terjadi. Bukan hanya sekali, sebenarnya berkali-kali, Ratih sudah diperingatkan oleh kedua orang tuanya yang mewanti-wantinya untuk tidak menikah dengan Romi. Namun, Ratih tetap nekat. Entah apa yang dirasakan Ratih saat itu, ia seperti buta akan segala-galanya. Yang ada di pikiranannya hanyalah Romi dan Romi. Di mata dia, Romi adalah pria terbaik yang pernah ia kenal. "Aku seperti tergila-gila dengannya. Dia sangat perhatian, sayang dan cinta sama aku. Tak pernah terbersit dalam pikiranku yang aneh-aneh," tutur Ratih. Orang tua Ratih pernah menasihatinya untuk berhati-hati. Sebab, mereka melihat gelagat yang tidak baik pada diri Romi. "Kata orang tuaku aku seperti tidak biasa saat menjalani hubungan dengan Romi. Seperti kena guna-guna. Tapi aku tetap kukuh dan menolak anggapan orang tuaku," ucap Ratih. Ya, Ratih memang seperti mabuk kepayang dan lupa daratan. Menurut Ratih, ia seolah ingin selalu berada di dekat Romi. Inginnya nempel seperti prangko. Belum segenap setahun Ratih berpacaran, Romi akhirnya meminta Ratih menikah dengannya. Tentu saja Ratih yang sudah dibuat mabuk kepayang oleh Romi kembali klepek-klepek. Ratih menyetujui permintaan Romi. "Dia bilang untuk menunjukkan rasa cintanya kepadaku, ia tak ingin berlama-lama berpacaran. Melihat kesungguhannya akupun menerima," ujarnya. Kemudian, Romi pun melamar Ratih. Saat lamaran itu, Romi mengatakan tidak bisa menghadirkan orang tuanya. Ia berdalih kondisi pandemi, sedangkan orang tuanya sudah tua dan berada di luar kota. Saat lamaran diwakili oleh paman dan bibi Romi. "Memang saat itu kondisi pandemi. Aku tahu orang tua Romi ada di luar kota. Aku mengetahuinya hanya lewat foto di ponselnya. Selama ini Romi tinggal di Surabaya bersama paman dan bibinya," ungkapnya. (jak/ono/bersambung)

Sumber: