Setahun Eri-Armuji, Masalah Banjir dan Sosial Masyarakat Jadi Atensi

Setahun Eri-Armuji, Masalah Banjir dan Sosial Masyarakat Jadi Atensi

Surabaya, memorandum.co.id - Kinerja kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji genap setahun berjalan. Bagi Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, ada tiga hal yang menjadi catatannya. Dua hal apresiasi. Satu hal catatan perbaikan. Pertama, Adi menyatakan bahwa setahun Eri-Armuji menjabat, penanganan pandemi di Surabaya berjalan cukup baik. Gotong-royong seluruh kalangan mampu mengelola pandemi, dengan vaksinasi yang masif serta pelaksanaan 3T yang intens. “Eri-Armuji juga mampu menumbuhkan inisiatif kerelawanan sosial dengan menggandeng berbagai pihak untuk saling bantu di masa pandemi,” ujarnya, Kamis (3/3/2022). Dia menilai, Eri-Armuji relatif mampu menjalankan kepemimpinan yang efektif. Terutama dalam menangani pagebluk Covid-19 dan memulihkan ekonomi. Kedua, Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini juga berpandangan bahwa pemulihan ekonomi di Kota Pahlawan sudah fokus terhadap pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bahkan, UMKM Surabaya terus didorong agar survive. Termasuk lewat inovasi berbasis digital seperti e-Peken. Terlebih, sentra-sentra UMKM juga dihidupkan dan diberdayakan. “Ketiga, sebagai catatan, saya minta ke depan Pemkot Surabaya menaruh perhatian serius pada pengelolaan banjir dan upaya perlindungan sosial warga. Soal banjir, solusi terintegrasi dari hulu ke hilir harus dijalankan,” tegasnya. Terkait perlindungan sosial, dia mendorong Pemkot Surabaya agar upaya-upaya jemput bola harus rutin dilakukan. Khususnya kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pertolongan. Baik itu terkait warga sakit, putus sekolah, rumah tidak layak huni (rutilahu), dan sebagainya. “Pola bottom up dalam strategi perlindungan sosial harus terus didorong dengan membuka ruang masukan warga seoptimal mungkin, sehingga semua problem cepat teratasi dan tidak menjadi bom waktu,” tegas mantan wartawan nasional tersebut. Baginya, soal perlindungan sosial tersebut harus menjadi atensi yang ke depan diharapkan dapat segera diselesaikan oleh Eri-Armuji. “Karena pandemi ini sejak 2020 ke 2021, Surabaya mengalami kenaikan angka kemiskinan dari 5,02 persen menjadi 5,23 persen atau naik 0,21 persen, dengan total jumlah penduduk miskin 152.000,” bebernya. (bin)

Sumber: