Lamongan, memorandum.co.id - Hari Ibu di Indonesia dengan Mother’s Day di dunia barat tentu sangatlah berbeda. Jika Hari Ibu di dunia barat diperingati sebagai maksud untuk memuliakan peran domestik ibu dalam keluarga, maka di Indonesia hal ini berkaitan erat dengan perjuangan kesetaraan perempuan dan menuju Indonesia merdeka.
Diterangkan Pak Yes bahwa Hari Ibu ditetapkan Presiden Soekarno berdasarkan Kongres Perempuan 1 di Yogyakarta pada 22 Desember 1928. Hal tersebut ditujukan untuk memperjuangkan nasib perempuan, kebangsaan, dan Indonesia berparlemen, ikut berjuang di garis depan, namun tetap mewujudkan naluri keibuan.
Memperingati Hari Ibu ke-93 tahun pada 2021, Pak Yes meminta seluruh karyawan Pemkab Lamongan untuk meluangkan waktunya melakukan sungkem kepada ibu. “Mengembalikan esensi peringatan hari ibu, saya meminta karyawan semua untuk sungkem pada peringatan hari ibu ini. Lebih dari sekedar pengurus rumah tangga,ibu bagi kita dalah perempuan hebat yang banyak berkorban, pendukung utama kesuksesan anak-anaknya. Dengan darah saat melahirkan kita, dengan tenaga, dan pikiran,” katanya.
Menurut Pak Yes, Ibu dengan peran dan esensialnya sebagai perempuan hebat yang selalu berjuang dan banyak berkorban untuk kesuksesan keluarga, patut untuk dapat dijadikan contoh dan pembelajaran bagi semua orang.
“Kita semua, termasuk saya harus belajar dari para ibu Indonesia. Perempuan yang tahu kapan harus berjuang di ranah publik dan kapan harus pulang untuk kembali menjadi ibu. Selamat Hari Ibu,” tambah Pak Yes.
Selain itu, Bu Anis Kartika Yes dalam peringatan HUT DWP ke-22 dan Hari Ibu ke-93 di Ruang Pertemuan Gajah Mada, Rabu (22/12) menyatakan bahwa DWP (Dharma Wanita Persatuan) mempunyai peran penting dalam mendidik generasi selanjutnya untuk menjadi generasi yang tangguh.“Peran ibu dalam memberikan suntikan semangat dan dukungan emosional pada para ASN (suami) sangat efektif jika dimulai dari rumah masing-masing,” katanya.
Bu Yes juga mengajak untuk mengoptimalisasikan peran perempuan dalam ketahanan keluarga, serta turut bergabung bersama pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas keluarga melalui pemberdayaan perempuan di era digital.
“Semoga momen ini menjadi cara untuk menunjukkan jati diri peran DWP sebagai istri ASN, agar yang bersangkutan (suami) bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” tambah Bu Anis Yes.(*)