Dewan Banteng Dorong Para Pemuda di Surabaya Tembus Pasar Internasional

Dewan Banteng Dorong Para Pemuda di Surabaya Tembus Pasar Internasional

Surabaya, memorandum.co.id - Anggota DPRD Surabaya Fraksi PDIP, Abdul Ghoni Muklas Niam, mendorong agar para pemuda di Kota Pahlawan menjadi lebih aktif dalam membuat terobosan di berbagai kegiatan positif. Sehingga mampu berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan, banyak produk lokal yang laku keras di pasar internasional ketika mampu dikelola dengan baik dan memenuhi standar. Jika berhasil, dia meyakini akan memberikan dampak pada pembangunan daerah dan ekonomi masyarakat. "Handcraft kalau kita jual di luar negeri mahal sekali, ini luar biasa. Karena mungkin perbedaan nilai rupiah dengan dolar tinggi," kata Ghoni saat mengisi Talkshow Peran Pemuda dalam Kebangkitan Ekonomi di Sentra Ikan Bulak (SIB), Minggu (29/11/2021). Ketua BKN DPC PDIP Surabaya ini bercerita, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dulunya adalah perajin panci. Lalu, dia berkenalan dengan Bambang DH yang pada saat itu menjabat Wali kota Surabaya. Pemkot Surabaya pada waktu itu bekerja sama dengan Pemerintah Kenya untuk memproduksi dan mengirim produknya dalam skala besar. Dari situ, Arifin mendirikan pabrik di Trenggalek. "Perlu diingat mutunya tidak kalah dengan pabrik Maspion. Harusnya ini, paling tidak memberikan spirit yang luar biasa kepada anak muda supaya tidak gaptek, kalau kita khawatirkan adalah ketika mereka mempunyai uang banyak kadang kadang ngawur," ungkapnya. Maka dari itu, dia meminta anak muda yang ada di kampus ikut mendampingi untuk membantu masyarakat memberikan gagasannya supaya mampu memiliki produk yang bisa menembus pasar luar negeri. "Jadi anak muda harusnya menjadi stimulus, potensi apa yang akan diangkat, kami tidak ingin anak muda menjadi letoy, lebay dan putus asa, anak muda dengan karakter Suroboyoan harus wani. Kudu wani, bahasa wani harus berani mencari kebenaran," tegas Ghoni. Sementara itu, Seno Bagaskoro ketua DPC Taruna Merah Putih (TMP) PDIP Surabaya mengatakan bahwa anak muda harus mengawal pemikirannya agar tidak terjebak dalam pemikiran golongan tua. "Karena apa, saya melihat Surabaya itu mempunyai potensi yang bisa dimaksimalkan. Tentang keberadaan ekonomi khusus kalau di nasional mungkin kita ingat Mandalika," bebernya. Mahasiswa Fisip Unair ini menyebut tidak adil jika hanya Jalan Tunjungan saja yang di blow up, sedangkan di Bulak ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Di KEK ada masyarakat yang hidup dan berkembang dengam karakter khasnya, menurutnya tidak boleh ditinggal dalam proses pembangunan. "Termasuk pemkot berusaha membangkitkan dan menambah atensi terhadap Bulak dengan membangun Sentral Ikan Bulak dan Jembatan Suroboyo dan kita lihat apakah SIB sudah maksimal apa belum," kata Seno Bagaskoro Seno mencontohkan saat berkunjung di Banyuwangi, kawasan pesisir tertata dengan baik dan limpahan ekonomi yang bisa dirasakan masyarakat di sana, pasarnya bagus dan pengunjungnya juga ramai. "Apa kuncinya, di Banyuwangi ditata sedemikian rupa di Jepang dan Korea juga tertata dengan baik, karena destinasi wisatanya ditata dengan baik," bebernya. Dia menyayangkan jika turis datang ke Surabaya tidak mengetahui banyak destinasi wisata yang luar biasa di Kota Pahlawan, yang justru berakhir ke mal-mal. "Sayang sekali, kalau turis datang ke sini banyak yang bingung kalau destinasi wisata ke mana, akhirnya mereka ke mall padahal destinasi kita sangat luar biasa sekali," sesalnya. Oleh karena itu, dia berharap gagasan anak muda dapat didengarkan. "Saya kira kalau anak muda kompak, lalu yang ada di dewan membuka diri dan kehadiran mereka ada, saya kira ini bisa dilaksanakan orientasinya tetap pada gerak-gerak kerakyatan," tuntasnya. (mg3)

Sumber: