Ketua TP PKK Trenggalek Kawal Gerakan Orang Tua Asuh Anak yang Terdampak Covid-19

Ketua TP PKK Trenggalek Kawal Gerakan Orang Tua Asuh Anak yang Terdampak Covid-19

Trenggalek, memorandum.co.id - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini bergerak cepat mengawal program Go Track (Gerakan Orang Tua Asuh Anak Terdampak Covid-19). Diresmikan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat peringatan Hari Jadi ke-827 Trenggalek 31 Agustus lalu. Pegiat perempuan ini mencoba mempertajam program ini sehingga lekas dapat diimplementasikan. "Kehilangan orang tua adalah suatu krisis yang dapat memicu timbulnya kerentanan. Dukungan terhadap anak yang kehilangan orang tuanya harus dilakukan secara baik," ungkapnya Novita Hardini dalam webinar, Senin (6/9/2021). Menurut penggagas Sepeda Keren itu, kehilangan orang tua bisa menyebabkan kondisi krisis dalam keluarga. Selain itu, kehilangan orang tua tentunya juga akan mendampak secara sosial ekonomi, melainkan juga mendampak secara psikis pada anak. "Go Track sendiri diharapkan tidak hanya menghubungkan antara keluarga yatim dengan donatur, melainkan juga dibutuhkan sentuhan rasa sayang guna menghapus luka akibat trauma yang ditimbulkan," ucapnya Melalui webinar yang tersambung melalui Gedung Smart Center Trenggalek, Ketua TP PKK ini mengajak seluruh peserta webinar untuk bisa ikut ambil bagian dalam gerakan ini dengan menjadi orang tua asuh bagi anak yatim akibat pandemi Covid-19. Baik secara perorangan maupun kelompak. Sebab, ada ratusan anak yang menjadi yatim atau bahkan yatim piatu akibat Covid-19. "Dalam webinar perempuan energik yang juga didapuk menjadi Ketua Forum Puspa Trenggalek itu menyosialisasikan teknis trauma healing bagi anak anak ini dengan mendatangkan langsung konselor dari Puspaga. Pasalnya, selain mendampak sosial ekonomi kehilangan orang tua akibat pandemi tentunya juga mendampak secara psikis," tegasnya Menurutnya layanan psikososial tergantung usia, gender, budaya dan beratnya psikologi krisis yang dialami. Bagaimana pemenuhan adminduknya. Terus pemenuhan pendidikan maupun pemenuhun psikososial. "Sebagai bentuk perlindungan apa yang mampu kita berikan," pungkas Novita Hardini. (red/ag/fer)

Sumber: