Tingkatkan Rasio Tracer, Kodim Lumajang Gelar Pemantapan dan Pelatihan Aplikasi Silacak
Lumajang, Memorandum.co.id - Untuk mengaktifkan dan menambah rasio tracer Silacak sehingga mempermudah tracing secara digital, Kodim 0821/Lumajang menggelar sosialisasi dan pelatihan penggunaan aplikasi Silacak bagi anggota. Hal itu disampaikan oleh Komandan Kodim 0821 Lumajang Letkol Inf Andi A. Wibowo saat ditemui di sela sela acara yang dilaksanakan di Hall Makodim 0821 Lumajang, Selasa (24/8/2021). Dandim mengatakan, ujung tombak pelaksanaan aplikasi silacak adalah Babinsa dan Bhabinkamtimas dengan bidan desa. Untuk itulah para anggota, khususnya Babinsa perlu diberi pembekalan dan pemantapan pengetahuan dalam mengoperasionalkan aplikasi silacak guna mencari data warga yang terkontak erat dengan pasien covid-19. “Ujung tombak aplikasi silacak adalah Babinsa Bhabinkamtimas dengan bidan desa, mereka bersama-sama untuk melacak warga terkonfirmasi positif. Melakukan tracing bersama-sama untuk mencari kontak erat lapangan, kemudian setelah data didapat, baik nama maupun NIK-nya selanjutnya diinput ke dalam aplikasi silacak,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut sebanyak 60 anggota TNI yang terdiri dari anggota Koramil, Babinsa dan tenaga operator diberikan pelatihan sebagai upaya untuk pemantapan dalam mengoperasionalkan aplikasi silacak. Andi menambahkan, aplikasi silacak ini sangat bermanfaat karena dengan adanya data hasil pelacakan kontak erat dengan pasien covid tadi bisa terpantau. Hal itu sangat berpengaruh pada jumlah kasus aktif yang ada di suatu wilayah, utamanya di Kabupaten Lumajang. Dengan demikian bisa berimbas otomatis pada perubahan zonasi atau level di suatu daerah. “Semakin besar kasus aktif yang ada akan berpengaruh pada zonasi atau level. Kalau kita tidak memantau dengan baik di kasus sembuh tentunya akan berpengaruh sangat besar pada perubahan zonasi atau level,” tambahnya lagi. Meski demikian, dalam pelaksanaan di lapangan kerap terjadi kendala dalam menginput data warga terkontak erat. Salah satunya adalah server aplikasi yang dimungkinkan over kapasitas sehingga menyebabkan input data terganggu. “Kendala lainnya yaitu banyak anggota yang masih kesulitan untuk menginput data di aplikasi tapi setelah kita berikan pendampingan dan pelatihan sebagian besar anggota sudah bisa mengoperasionalkan aplikasi tersebut,“ pungkasnya.(Ani)
Sumber: