Warga Rungkut Kidul Diresahkan Hujan Debu Limbah Pabrik
Surabaya, memorandum.co.id - Warga Rungkut Kidul diresahkan dengan hujan debu hasil limbah pengolahan produksi menggunakan bahan bakar batu bara yang menggangu kesehatan. Limbah debu diduga berasal dari PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT Smart Tbk) di kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Salah seorang warga, Slamet Riyadi menilai, hujan debu ini serupa dengan debu letusan gunung berapi. Hanya saja berlangsung lebih lama, karena setidaknya warga telah merasakan hujan debu ini sejak beberapa bulan terakhir. ''Ini cukup merepotkan warga, semuanya kotor, masjid, musala, rumah, kotor semua. Mosok podo ditutupi sih motone wong Suroboyo (masak pada menutup mata sih orang-orang di Surabaya), heran aku,'' gerutunya, Selasa (9/2/2021). Limbah batu bara ini cukup berdampak bagi jemaah Masjid Al-Musthofa Rungkut Kidul. Selain kotor, jemaah masjid terganggu kesehatannya sehingga mengganggu kekhusyukan dalam beribadah. "Kami minta kepada perusahaan-perusahaan yang diduga menghasilkan limbah debu ini untuk bertanggungjawab, karena sangat berdampak bagi warga Rungkut Kidul. Misalkan untuk warga yang menjadi sakit karena tidak sengaja menghirup debu itu, bagaimana tanggung jawabnya biar sehat lagi," tuntut Alu Saifullah, Warga Rungkut Kidul. Sementara itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni yang menerima aduan warga, melakukan sidak ke PT Smart Tbk bersama petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Satpol PP Kota Surabaya. Dalam sidaknya, perwakilan PT Smart Tbk Teguh membantah atas tuduhan bahwa limbah debu tersebut berasal dari salah satu perusahaan saja. "Kami pun juga komplain soal limbah debu ini kepada PT SIER, karena mengganggu karyawan kami. Ada beberapa perusahaan yang menggunakan cerobong yang menghasilkan debu, jadi juga ada dugaan terhadap beberapa pabrik lain," jelasnya. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk melakukan penelitian terhadap limbah debu tersebut berasal dari perusahaan mana saja. "Dalam waktu dekat dari ITS akan mempresentasikan bukti material produksi debu itu dan berasal dari perusahaan mana saja, kita tunggu hasilnya," beber Teguh. Fathoni mengaku terdapat gumpalan asap hitam dari cerobong asap PT Smart Tbk saat berkeliling di kawasan tersebut. Ia meminta DLH melakukan pengecekan. "Tentu ini mengkhawatirkan, karena di masa pandemi begini, sesak nafas tentu menjadi ketakutan semua orang,'' katanya. Ketua DPD Partai Golkar Surabaya tersebut, juga meminta manajemen PT SIER untuk melakukan pengawasan berkala agar industrialisasi di kawasannya tetap ramah lingkungan terhadap warga Rungkut dan sekitarnya. "Memang ndak ada gunung di Surabaya, kalau ada hujan debu kan mesti dicari sumbernya, terus diberesi,'' ujar Fathoni. sembari menunggu hasil penelitian ITS, Fathoni menuntut PT SIER untuk meminta maaf kepada warga Rungkut. Selain itu harus memberikan kompensasi kepada warga Rungkut dan sekitarnya baik dengan pemeriksaan gratis maupun penggantian karpet rumah maupun musala yang terkena langsung dampak dari limbah debu tersebut . "Bila hal tersebut tidak dilakukan oleh manajemen pabrik yang menyebabkan hujan limbah debu. Saya berharap Satpol PP Kota Surabaya untuk menutup sementara operasional pabrik hingga ada komitmen limbah yang dihasilkan ramah lingkungan,'' pungkas Fathoni. (mg-1/fer)
Sumber: