Plt Wali Kota Surabaya Usulkan Wartawan Divaksin Gelombang Kedua
Surabaya, memorandum.co.id - Vaksinasi Covid-19 gelombang kedua akan dijadwalkan minggu ketiga Februari ini. Kali ini, sasaran utama adalah kategori pelayan publik. Bahkan, ada usulan wartawan masuk dalam gelombang kedua ini bersama organisasi perangkat daerah (OPD), TNI-Polri. Hal ini ditegaskan Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, Selasa (2/2/2021) usai meninjau kegiatan donor plasma konvalesen di PT SIER, Rungkut. “Ini ada usulan teman-teman media, nanti kita usulkan ke pusat masuk dalam kategori pelayan publik,” jelasnya. Tambah WS, sapaan Whisnu Sakti Buana, bahwa untuk wartawan tidak menunggu SMS blast dari pusat seperti selama ini yang diterima oleh tenaga kesehatan (nakes) dan penunjang kesehatan. “Kalau sistem registrasinya kita kerja sama dengan organisasi profesi, misalkan PWI. Data dari PWI itu akan kita screening, untuk kapan dan di mana akan divaksin lalu disampaikan ke organisasi profesi dan disebarkan ke anggota berdasarkan by name by address,” ujarnya. Tambahnya, cara registrasi ini sudah dilakukan saat vaksinasi serentak di Graha YKP pada Minggu (31/1/2021). Di mana pihaknya menggandeng IDI, IDGI, organisasi profesi farmasi. “Kita gandeng semua. Dari mereka memberikan data anggota dan kita screening dan kembalikan ke organisasi profesi itu untuk menyebarkan ke anggota. Ini sangat efektif. Kemarin 4.000 nakes dan tenaga penunjang bisa divaksin dan akan lebih cepat, dengan memasukkan database secara manual dan sudah ada sistem sendiri dan di-bleching dengan sistem di pusat,” pungkas WS. Sementara itu, Ketua PWI Jatim Ainur Rohim mengapresiasi dan menyambut positif rencana tersebut karena media sebagai pekerja publik meskipun badan usaha swasta tetapi produk atau materi yang ditangani tiap hari sebagain besar terkait kepentingan masyarakat. “Plt wali kota dan Gubernur Jatim menempatkan wartawan sebagai pekerja media dan pekerja publik yang memperoleh atensi dan prioritas dalam proses vaksinasi,” ujarnya. Tambah Ainur Rohim, pihaknya akan bersyukur jika tidak terlalu lama direalisasikan karena juga sadar bahwa cukup banyak juga terpapar dan ada yang meninggal. “Itu merupakan kenyataan empiris, aktual, objektif bahwa yang tidak bisa kita bantah bahwa virus ini ada dan membahayakan untuk kesehatan kita,” ujar Ainur Rohim. Ainur Rohim menegaskan, bahwa pihaknya sudah melakukan komunikasi per surat dengan gubernur dan disampaikan oleh beliau akan diperjuangkan agar wartawan secara bertahap mendapat vaksin. “Saya tidak tahu divaksin itu secara berbarengan atau keseluruhan atau bertahap karena yang handle pemerintah, dalam hal ini dinas kesehatan atau OPD terkait. Kita mengikuti petunjuk pemerintah, apakah provinsi atau kabupaten atau kota,” pungkas Ainur Rohim. (fer/udi)
Sumber: