Debat Publik Terakhir Pilwali Surabaya Besok Malam, Ini Temanya
Surabaya, memorandum.co.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya akan menggelar debat Pilwali Surabaya 2020, Sabtu (5/12). Debat ketiga sekaligus menutup masa kampanye sebelum hari pencoblosan pada Rabu (9/12) ini bertema Sinergi Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Kebangsaan, dan diperkaya dengan lima subtema turunan. "Tema untuk debat kedua ini terkait dengan sinergi pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan kebangsaan. Itu temanya," beber Komisioner KPU Surabaya, Subairi, Jumat (4/12). Subairi juga menyebutkan, subtema berdasarkan kebutuhan serta isu yang sedang berkembang di masyarakat. "Setiap subtema akan diberikan kepada panelis untuk ditindaklanjuti, setelah itu tiap panelis akan memberikan satu pertanyaan untuk ditanyakan kepada paslon," kata Subairi. Sinkronisasi pembangunan vertikal dan horizontal, pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan, pembangunan budaya, politik dan demokrasi, wawasan NKRI dan kebangsaan, serta harmoni sosial dan persatuan nasional. Yang menjadi subtema tersebut. Terkait hal itu, KPU telah menunjuk lima akademisi untuk menjadi panelis, sesuai pilihan mereka berdasarkan kemampuan di tiap bidang. Salah satunya adalah Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Masdar Hilmy. KPU sudah menemui panelis sejak minggu lalu, pihaknya berharap panelis mampu merangkum seluruh isu yang relevan untuk menunjukkan kapasitas dan kemampuan Paslon. "Minggu lalu kita godok panelisnya. Mereka adalah Masdar Hilmy, Achmad Room Fitrianto dari UINSA, Agus Machmud Fauzi (Unesa), Nurul Jadid (ITS), dan Hasan Ubaidillah (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)," terang Subairi. Untuk debat ketiga ini rencananya digelar di Dyandra Convention Center jalan Basuki Rahmat, seperti debat sebelumnya. KPU kembali memilih tempat tersebut karena lebih kondusif. Sementara itu, ketua KPU Surabaya Nur Syamsi mengatakan, hingga Kamis (3/12) kemarin, keputusan tempat debat masih di Dyandra Convention Center, dan belum ada pihak yang keberatan jika debat dilakukan disana. "Namun tidak menutup kemungkinan ada perubahan, jika tempat tersebut tidak memungkinkan untuk diselenggarakan debat," pungkasnya. (mg1)
Sumber: