Dinkes Gresik Temukan 197 Kasus HIV hingga Agustus 2025, Deteksi Dini Digencarkan
Dinas Kesehatan Gresik melakukan monitoring pelayanan kesehatan di Puskesmas Metatu, Kecamatan Benjeng.--
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Angka kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) masih tergolong tinggi di Gresik. Sejak awal Januari hingga Agustus 2025, setidaknya terdapat 197 kasus HIV yang ditemukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik.
Meski terjadi penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, jumlah itu dinilai masih cukup tinggi. Di tahun sebelumnya, pengidap HIV di Gresik tercatat 298 kasus. Angka itu masih bisa lebih tinggi. Sebab, tak semua warga memeriksakan diri untuk mendeteksi HIV.
Ironisnya, para pengidap HIV di Kota Pudak didominasi oleh warga dengan usia produktif. Yakni di antara usia usia 25 hingga 49 tahun.
BACA JUGA:Cegah Penyakit Menular, Pemkot Pasuruan Komitmen Tangani 467 Kasus HIV dan Tekan Angka DBD

Mini Kidi--
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gresik pun terus berupaya menekan angka sebaran virus tersebut. Hal itu dijalankan melalui sosialisasi dan penambahan fasilitas kesehatan (faskes) yang menangani HIV.
Kabid P2P Dinkes Gresik, Dr Puspitasari Wardani mengatakan, sosialisasi tentang pencegahan dan pengobatan HIV sudah digencarkan pihaknya. Hal itu dijalankan dengan menggandeng Puskesmas di seluruh wilayah.
“Saat ini semua puskesmas dan rumah sakit sudah bisa menegakkan diagnosa HIV,” kata Puspitasari saat dikonfirmasi, Kamis, 9 Oktober 2025.
BACA JUGA:Hivok Kepuh Lamongan Sapu Bersih Hans VC Surabaya 4-0 Dalam Laga Persahabatan
Selain itu, pihaknya juga aktif melakukan penemuan kasus melalui program Mobile voluntary counseling and testing (VCT). Layanan HIV keliling itu dilakukan melalui sistem jemput bola dengan mobil kesehatan.
Program VCT digencarkan agar pengidap HIV dapat melakukan deteksi dini. Dengan begitu, dinkes dapat mendorong kesadaran para pengidap dan mencegah terjadinya penularan.
“Dalam pelaksanaannya, kami bekerja sama dengan PKM dan LSM. Kami juga melakukan skrining pada populasi kunci,” tuturnya.
BACA JUGA:Kasus HIV/AIDS Melonjak di Madiun, Remaja Berisiko Tinggi
Skrining populasi kunci menyasar kalangan yang dianggap paling rentan terkena dan menularkan virus HIV. Seperti pekerja seks, warga binaan pemasyarakatan, hingga pengguna napza suntik.
Sumber:



