Dilatarbelakangi Sakit Hati, Pembunuh Ayah Kandung di Pattimura Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Terduga pelaku tampak tertunduk lesu saat digiring anggota unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.-Alif Bintang-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Satreskrim Polrestabes Surabaya mengungkap kronologi kasus pembunuhan ayah kandung oleh putranya sendiri yang berlangsung di tepi Jalan Pattimura, Sukomanunggal, Surabaya.
BACA JUGA:Lansia Tewas di Lahan Kosong Jalan Darmo Permai Dibunuh Anak Kandung
Peristiwa tragis yang terjadi pada Sabtu, 5 April 2025 sekitar pukul 00.30 WIB itu menetapkan seorang pria berinisial AK (22), sebagai tersangka. Pemuda berambut keriting ini diamankan polisi di hari yang sama sekira pukul 12.00 WIB.
--
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Aris Purwanto dalam konferensi pers menjelaskan, motif pembunuhan terhadap HMS (64) dilatarbelakangi sakit hati akibat masalah pribadi terkait istri dan mertua pelaku.
"Motif pelaku melakukan penganiayaan yang berujung kematian adalah karena sakit hati. Jadi saat berboncengan, pelaku memukul dengan siku kanan ke arah belakang mengenai dahi korban, sehingga korban kehilangan keseimbangan dan jatuh dari R2 dan kepala korban terbentur aspal," ujar Aris, Rabu 9 April 2025.
BACA JUGA:Lansia Tewas di Lahan Kosong Darmo Permai Ternyata Korban Pembunuhan, Pelaku Ditangkap
Berdasarkan hasil olah TKP yang telah dilakukan kepolisian, semula korban mengajak pelaku untuk mencari makan di luar dengan mengendarai R2 milik korban dengan posisi pelaku membonceng korban.
Kemudian di perjalanan, keduanya sempat berhenti membeli rokok di Indomaret Raya Satelit Indah. Selanjutnya korban dan pelaku melanjutkan perjalanan kembali ke rumah.
Sepanjang perjalanan korban memarahi dan menyalahkan pelaku terkait masalah mobil yang telah digadaikannya.
Puncaknya pelaku tidak terima dan marah atas ucapan korban karena menyangkutpautkan dengan istri dan mertuanya.
Lalu ketika di TKP, pelaku menghentikan motornya dan langsung memukul dengan siku kanan ke arah belakang mengenai dahi korban. Tak ayal, korban kehilangan keseimbangan dan jatuh dari R2 dan kepala korban terbentur aspal.
"Pelaku sempat mendekati dan melihat kondisi korban yang masih bernafas, namun pelaku membiarkannya. Lalu pelaku pergi meninggalkan korban di TKP dengan mengendarai R2 dan membawa tas milik korban," ungkap Aris.
Jasad korban kemudian ditemukan tergeletak di depan lahan kosong dengan kondisi yang mengindikasikan adanya tindak kekerasan.
Sumber: