Lahan Pemakaman di Surabaya Terbatas, Pemkot: Sistem Tumpang Jadi Solusi untuk Generasi Mendatang

Lahan Pemakaman di Surabaya Terbatas, Pemkot: Sistem Tumpang Jadi Solusi untuk Generasi Mendatang

Kepala UPTD Pemakaman Pemkot Surabaya, Khoirun Nisa.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Keterbatasan lahan pemakaman di SURABAYA menjadi tantangan serius. Pertumbuhan penduduk yang pesat tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan pemakaman yang memadai. Pemkot SURABAYA berupaya terus mengatasi masalah ini dengan menerapkan sistem tumpang dan mencari lahan pemakaman baru. 

Kepala UPTD Pemakaman Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Khoirun Nisa menjelaskan bahwa pihaknya mengupayakan sistem tumpang untuk mengatasi keterbatasan lahan pemakaman. 

BACA JUGA:Warga Keluhkan Biaya Pemakaman di Permakaman Islam Kembang Kuning Surabaya


Mini Kidi--

"Sistem tumpang ini memungkinkan satu makam digunakan untuk lebih dari satu jenazah, biasanya dalam satu keluarga," ujar Nisa. 

Ia menambahkan bahwa sistem tumpang ini tidak dilakukan sembarangan. Pihaknya akan meminta kesediaan dari ahli waris yang makamnya akan ditumpangi.

"Artinya pemakaman tumpang ini harus sepengetahuan atau izin ahli waris. Kita tidak sembarangan. Kalau ahli waris memberikan rekomendasi ya boleh-boleh saja, " jelasnya. 

BACA JUGA:Biaya Pemakaman Kembang Kuning Jutaan Rupiah, Wakil Ketua DPRD Surabaya: Tertibkan!

Meskipun lahan pemakaman semakin terbatas, Khoirun Nisa, memastikan bahwa lahan pemakaman yang dikelola pemkot, misalnya Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih masih tersedia. 

Namun, untuk mengoptimalkan sisa lahan yang ada dan memikirkan kebutuhan generasi mendatang, pihaknya mengupayakan penerapan sistem tumpang di TPU Keputih.

"Lahan di Keputih masih ada, cuma kita optimalkan penggunaan lahan dengan menerapkan sistem tumpang," katanya. 

BACA JUGA:TPU Keputih Surabaya, Tempat Pemakaman Umum dengan Pelayanan Terpadu

Sistem tumpang memungkinkan satu makam digunakan untuk lebih dari satu jenazah, umumnya dalam satu keluarga. Nisa menekankan pentingnya memikirkan ketersediaan lahan bagi generasi mendatang. 

"Kami juga harus memikirkan generasi selanjutnya. Jika semua makam digunakan (jenazah) sendiri-sendiri, kasihan anak cucu kita nanti," jelasnya.

Sumber: