Fenomena Tanah Gerak Sempu Mengkhawatirkan, Pakar Geologi ITS Sarankan Relokasi Warga

Fenomena Tanah Gerak Sempu Mengkhawatirkan, Pakar Geologi ITS Sarankan Relokasi Warga

Ahli geologi ITS Surabaya Prof Indrasurya B Mochtar.-Hari Mujianto/Muh Hidayat-

PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Bencana tanah bergerak yang melanda Dusun Sempu, Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, PASURUAN, ternyata kian mengkhawatirkan. 

BACA JUGA:Pengungsi Sempu Bingung, Antara Kembali Pulang atau Terus Mengungsi

Prof Indrasurya B Mochtar, ahli geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memberikan peringatan serius terkait kondisi tersebut.


--

Dalam keterangannya pada Sabtu 1 Februari 2025, Prof Indra menjelaskan, pergerakan tanah di lokasi tersebut disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Terutama resapan air permukaan yang menyebabkan retakan tanah semakin lebar dan membahayakan. 

"Bayangkan, retakan yang terlihat kecil bisa memiliki tekanan hingga 10 ton per meter persegi jika kedalamannya mencapai 10 meter," ujarnya.

BACA JUGA:Lokasi Tanah Bergerak di Purwodadi Dapat Atensi Pemprov Jatim

Apalagi, kondisi geografis Dusun Sempu yang memiliki lereng curam dan sering diguyur hujan lebat semakin memperparah situasi. 

"Tanah bergerak ini diperparah oleh kondisi lingkungan. Jika curah hujan tinggi, pergerakan tanah akan semakin cepat," cetus Profesor.

Untuk mencegah terjadinya pergerakan tanah yang lebih luas, Prof Indra menyarankan agar aliran air hujan diatur sedemikian rupa agar tidak tergenang dan mempercepat proses erosi. 

Namun, ia juga menegaskan, jika pergerakan tanah sudah terlalu luas, biaya penanggulangan akan sangat mahal dan tidak menjamin keamanan jangka panjang.

BACA JUGA:Tanah Bergerak Seperti Gempa, Puluhan Rumah Rusak, Warga Panik Pilih Mengungsi

Mengingat kondisi yang semakin membahayakan dan ancaman pergerakan tanah yang masih akan berlangsung dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, Prof Indra menyimpulkan bahwa relokasi adalah solusi terbaik bagi warga Dusun Sempu. 

"Tinggal di rumah yang retak tentu sangat mengkhawatirkan dan bisa berdampak pada kesehatan mental. Lebih baik pindah dan menghindari risiko yang lebih besar," tegasnya.

Sumber: