SPMB 2025 Gantikan PPDB untuk Atasi Celah Zonasi

Pakar Pendidikan, Isa Ansori--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) akan digantikan oleh Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada tahun 2025, demikian pengumuman resmi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Perubahan ini diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul selama penerapan sistem zonasi, terutama praktik manipulasi data kependudukan.
Pakar Pendidikan, Isa Ansori, menjelaskan bahwa sistem zonasi, meskipun membuka akses bagi siswa dari berbagai latar belakang, juga rentan terhadap penyalahgunaan. "Banyak yang memanfaatkan celah sistem dengan memindahkan Kartu Keluarga (KK)," katanya.
BACA JUGA:PPDB Zonasi Bakal Dihapus, Pemkot Surabaya Tunggu Juknis dari Pemerintah Pusat
Mini Kidi--
Menurut Isa, selama ini sistem zonasi memang memberikan peluang kepada anak-anak yang selama ini tidak punya kesempatan menuju sekolah yang diinginkan. "Dengan zonasi akhirnya punya kesempatan," kata Isa, pakar pendidikan.
Menurut Isa, masalah utamanya bukan pada sistem zonasi, melainkan pada persepsi masyarakat yang masih menganggap sekolah negeri sebagai pilihan utama.
"Saya kira problemnya bukan pada zonasinya, tapi ada pada mental kita karena masih menganggap bahwa sekolah negeri masih sekolah yang lebih baik. Midset sudah ada bahwa sekolah negeri adalah sekolah favorit," jelas Isa.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Lakukan Penyesuaian Zonasi PPDB
Surabaya, sebagai contoh, telah menerapkan strategi alokasi kuota 20% untuk siswa di luar zona di setiap kecamatan. Model ini, yang telah diadopsi oleh provinsi untuk tingkat SMA, menunjukkan upaya untuk menciptakan akses yang lebih adil.
"Penerapan sistem zonasi di Surabaya sudah cukup bagus, dari kuota dan kemudian membuat simulasi kuota untuk zonasi itu turunkan. Kemudian mereka mereka yang tidak mendapatkan kesempatan diberikan kuota. Semisal kuota 20 persen untuk mereka yang di luar zona itu diberikan kesempatan mendaftar.
SPMB, meskipun bertujuan menutup celah penyalahgunaan, secara substansial masih mirip dengan sistem zonasi. Keberhasilannya sangat bergantung pada sosialisasi yang efektif dan menyeluruh.
BACA JUGA:Disambati Warga Soal PPDB Jalur Zonasi, DPRD Surabaya Dorong Pemerataan Kuota
Isa berharap Dinas Pendidikan Surabaya dapat melakukan sosialisasi jauh sebelum penerapan SPMB, melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk memastikan transisi yang lancar dan adil.
Kalau bisa, masih kata Isa, sosialisasinya melibatkan semua pihak instrument yang ada. Semisal RT, RW sehingga masyarakat tahu. Atau melalui sekolah sekolah dan kepala sekolah maupun guru afar bisa menjelaskan secara baik.
Sumber: