Akses Bacaan di Tingkat RW Masih Minim, Anggota DPRD Dorong Kebijakan Satu RW Satu TBM

Akses Bacaan di Tingkat RW Masih Minim, Anggota DPRD Dorong Kebijakan Satu RW Satu TBM

Taman Bacaan Masyarakat di Balai RW 7, Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan. -Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kota pahlawan yang pernah menyandang predikat juara nasional literasi, kini dihadapkan pada tantangan baru. Meskipun pernah meraih prestasi gemilang, namun kenyataannya minat baca masyarakat di tingkat akar rumput masih perlu ditingkatkan. 

BACA JUGA:Taman Baca Bhayangkari Polsek Simokerto, Oasis Ilmu di Tengah Masyarakat

Anggota DPRD Kota Surabaya, Azhar Kahfi, menyoroti hal ini dan mendesak adanya kebijakan satu RW, satu TBM untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan bacaan.

"Prestasi juara literasi yang pernah kita raih lebih kepada capaian institusi dinas perpustakaan. Namun, bagaimana dengan minat baca masyarakat secara keseluruhan, apakah sudah merata dan berkelanjutan," ungkapnya. 

Pihaknya mengungkapkan bahwa infrastruktur dan kebijakan literasi di tingkat RW belum optimal.

BACA JUGA:Anggota DPRD Surabaya Azhar Kahfi: Partisipasi Masyarakat Kunci Sukses Pilkada Surabaya

Meskipun secara umum Surabaya sudah memiliki kebijakan yang mendukung literasi, namun faktanya, banyak Taman Baca Masyarakat (TBM) di RW yang kurang optimal. Dari 1.300 RW yang ada, baru 530 yang memiliki TBM. 

"Jumlah TBM masih sangat kurang. Untuk mengatasi hal ini, kami mengusulkan kebijakan satu RW, satu TBM. Setiap RW perlu memiliki pojok baca atau taman baca yang dapat diakses oleh seluruh warga, baik anak-anak maupun orang dewasa," tegasnya.

Menurut dia, keberadaan TBM bukan hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya literasi di berbagai aspek kehidupan. 

“Literasi bukan hanya soal membaca buku, tetapi juga bagaimana masyarakat tanggap terhadap arus zaman dan mampu meningkatkan kapasitas diri mereka,” katanya.

Selain infrastruktur, pihaknya juga menyoroti kesiapan petugas dan pengelola TBM. Azhar Kahfi menilai salah satu kendala yang dihadapi saat ini adalah kurangnya petugas yang kompeten dan peduli terhadap pengelolaan TBM. 

BACA JUGA:HUT Ke-55 SKH Memorandum, Azhar Khafi: Warisan Sejarah dan Prestasi

"Sehingga butuh petugas TBM yang memiliki keahlian dan kepedulian terhadap literasi. Mereka tidak hanya harus fokus pada anak-anak, tetapi juga menjangkau semua elemen masyarakat,” tegasnya.

Azhar Kahfi menambahkan bahwa DPRD Surabaya akan memastikan program ini dapat berjalan dengan baik melalui pengawasan dan evaluasi rutin. 

Sumber: