Mengungkap Praktik Penyewaan Apartemen Long Time di Surabaya, Pavilion Permata Kebanjiran Peminat Akhir Pekan

Mengungkap Praktik Penyewaan Apartemen Long Time di Surabaya, Pavilion Permata Kebanjiran Peminat Akhir Pekan

Apartemen Pavilion Permata di Jalan KH Abdul Wahab Siamin, Dukuh Pakis. -Arif Alfiansyah-

Ada pula yang membawa tas, mengindikasikan kedatangan atau keberangkatan. Namun, siapa sebenarnya mereka? Apakah mereka penghuni tetap atau warga apartemen yang telah tinggal berbulan-bulan bahkan bertahun tahun, atau hanya tamu yang berkunjung, atau bahkan penyewa jam-jaman yang datang silih berganti?

Dalam investigasi kali ini tim berhasil mengungkap fakta mengejutkan setelah melakukan wawancara dengan penyedia jasa sewa apartemen. Salah seorang agen penyewaan, Anggi, bukan nama sebenarnya. Ia mengungkapkan bahwa penemuan alat kontrasepsi bekas pakai di beberapa unit apartemen yang baru saja ditinggalkan penghuninya adalah hal yang sudah biasa.

BACA JUGA:Wanita Tak Sadarkan Diri dan Mata Lebam di Apartemen, Polisi: Diduga Keracunan Obat

"Sudah biasa kalau itu, mereka sewa apartemen ini kan untuk tempat begituan. Ini sudah jadi rahasia umum di kalangan kami," ujar Anggi. 

Selain bekas alat kontrasepsi yang kerap ditemukan saat membersihkan kamar, Anggi juga sering kali menemukan bercak-bercak di kasur yang mengindikasikan adanya aktivitas seksual.

"Sering nemuin bekas-bekas gitu. Ya, namanya juga anak muda. Ini cukup sering terjadi, terutama di unit-unit yang disewa dalam jangka waktu yang singkat," ungkap Anggi.

Untuk mengatasi masalah ini, Anggi dan beberapa penyedia jasa sewa apartemen lainnya telah menerapkan kebijakan denda. Jika ditemukan bercak di sprei, penyewa akan dikenakan denda Rp 50.000. Namun, jika noda tersebut sampai menembus kasur, denda yang dikenakan akan naik menjadi Rp 150.000.

BACA JUGA:Mayat WNA Filipina Ditemukan di Apartemen Water Palace Surabaya

"Kebijakan denda ini bertujuan untuk membuat penyewa lebih bertanggung jawab atas kondisi kamar yang mereka sewa. Kalau enggak mau kena denda, ya bawa karpet sendiri aja untuk alas kasur," tambahnya bercanda.

Untuk memastikan kondisi kamar tetap bersih dan layak sewa, para penyedia jasa biasanya melakukan pengecekan secara rutin sebelum tamu baru datang. Pengecekan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada kerusakan atau noda yang ditinggalkan oleh penyewa sebelumnya.

Pengakuan Anggi semakin memperkuat dugaan bahwa banyak apartemen sewa jangka pendek atau long time  digunakan untuk aktivitas intim. Fenomena ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku masyarakat, di mana apartemen tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai ruang privasi untuk berbagai aktivitas, termasuk aktivitas seksual.

BACA JUGA:18 Pembeli Apartement Nayomi Sam Tower, Ingin Uangnya Kembali

Anggi juga mengungkapkan bahwa permintaan sewa apartemen untuk akhir pekan memang mengalami lonjakan dalam beberapa bulan terakhir. 

"Dulu, kebanyakan orang hanya menyewa apartemen untuk jangka panjang. Namun sekarang, banyak yang mencari kamar untuk menginap jam-jaman atau harian saja," ujarnya.

Menurutnya harga sewa apartemen logtime mengalami lonjakan signifikan saat akhir pekan. Jika pada hari biasa, menyewa sebuah unit apartemen selama 3 jam bisa didapatkan dengan harga Rp 95.000, namun pada akhir pekan, harga tersebut bisa melonjak hingga mencapai Rp 130.000 atau bahkan lebih. 

Sumber: