Kota Madiun Alami Deflasi 0,07 Persen Akibat Penurunan Harga Berbagai Komoditas
Bawang merah menjadi salah satu komoditas utama penyumbang deflasi di Kota Madiun,--
MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Peristiwa deflasi masih menghantui Kota Madiun. Ini setelah di bulan Agustus 2024 ini secara month to month (mtm) Kota Madiun kembali mengalami deflasi sebesar 0,07 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Abdul Aziz mengungkapkan, terjadinya inflasi sebesar -0,07 persen didominasi adanya penurunan harga di kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,28 persen dengan andil terhadap inflasi -0,09 persen.
BACA JUGA:Satgas Pangan Polres Madiun Pantau Stok Minyak Goreng
Adapun komoditasnya, lanjutnya, terdapat 10 komoditas utama penyumbang deflasi. Yakni, penurunan harga bawang merah sebesar 0,07 persen, telur ayam ras 0,03 persen, jeruk 0,03 persen, daging ayam ras 0,02 persen, dan jagung manis 0,02 persen. Kemudian, lima sisanya mengalami penurunan harga 0,01 persen. Seperti, pisang, pembalut wanita, kacang panjang, daun bawang, dan tomat.
"Adanya deflasi di bulan Agustus disebabkan oleh berbagai hal. Antara lain, produksi bawang merah meningkat dan panen tomat sedang berlangsung dibeberapa daerah," ungkapnya, Rabu 4 September 2024
BACA JUGA:Danrem DSJ Wujudkan Kemandirian Pangan
Sementara, Aziz menyebut, indeks harga konsumen di bulan Agustus itu merupakan peristiwa deflasi ke empat setelah terjadi deflasi di bulan Mei, Juni, dan Juli lalu. Menurutnya, jika tren deflasi masih terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya, bakal berdampak buruk bagi perekonomian di Kota Madiun. Khususnya, bagi produsen komoditas-komoditas yang memiliki andil utama dalam inflasi.
"Tidak selamanya deflasi itu baik dan inflasi itu buruk. Yang paling baik, adalah inflasi yang terkendali," sebutnya.
BACA JUGA:Pemkot Madiun Tambah Anggaran BBT Rp 907 Juta untuk Keperluan Stabilkan Inflasi
Jika melihat secara series, Aziz menjelaskan, dari akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 telah terjadi inflasi yang cukup tinggi. Terutama, di kelompok bahan pangan. Selanjutnya, pada bulan Mei mulai terjadi peristiwa deflasi lantaran ada penyesuaian harga pasca lebaran khususnya di kelompok transportasi. Disusul, pada dua bulan berikutnya mulai terjadi panen raya di berbagai komoditas. Meliputi, beras, cabe, bawang merah, tomat.
"Sehingga, persediaan komoditas cukup melimpah di pasar dan sesuai hukum pasar maka harga relatif menurun," pungkasnya. (aji)
Sumber: