Wabup Dwi Rianto Bersyukur Penduduk Miskin di Kabupaten Ngawi Turun 0,59 Persen
Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko bersama Kepala BPS Ngawi Bagas Susilo saat merilis penurunan jumlah penduduk miskin.--
NGAWI, MEMORANDUM - Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko mengatakan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ngawi, turun signifikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat.
Sesuai data BPS, jelasnya, secara garis besar penduduk miskin di Kabupaten Ngawi yang semula mencapai 14,40 persen pada bulan Maret 2023 menjadi sebesar 13,81 persen pada bulan Maret 2024.
"Tahun 2024 ini penduduk miskin di Ngawi turun 0,59 persen. Tentunya patut kita syukuri," kata Antok sapaan akrab Dwi Rianto Jatmiko, Selasa 6 Agustus 2024
BACA JUGA:Cetak Sejarah, Angka Kemiskinan Jatim Tembus Satu Digit, Ini Jadi Penurunan Tertinggi Nasional
BACA JUGA:Angka Kemiskinan Jatim Turun 0,56 Persen Poin, Jadi Penurunan Tertinggi se-Pulau Jawa
Dikatakan, penurunan penduduk miskin ini juga dibarengi dengan kenaikan garis kemiskinan di Kabupaten Ngawi pada bulan Maret 2024 sebesar Rp 445.865, per kapita per bulan, bertambah sekitar Rp 31.918 per kapita per bulan. "Meningkat 7,71 persen bila dibandingkan kondisi bulan Maret 2023 sebesar Rp 413.947 akan tetapi capaian penduduk miskin mengalami penurunan 0,59 persen," jelasnya.
Ditambahkan, kedepannya Pemkab Ngawi akan mengatur formasi dengan memetakan lokasi khusus wilayah yang perlu ada perhatian khusus dan prioritas penanganan kemiskinan.
"Program pemberian makan tetap dilanjutkan dan untuk wilayah yang mendapatkan prioritas perhatian, diantaranya Kecamatan Kasreman, Bringin juga Karangjati serta daerah lain," ujarnya.
BACA JUGA:Pemkot Madiun Klaim Angka Kemiskinan Turun 0,36 Persen
BACA JUGA:Data BPS Kabupaten Lumajang Catat Penurunan Signifikan dalam Angka Kemiskinan
Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Ngawi Bagas Susilo mengatakan, penurunan penduduk miskin Ngawi yang mencapai 0,59 poin, ini merupakan terbesar. Sebab, sejak pandemi covid-19, angka penduduk miskin mengalami peningkatan dari tahun 2022 mencapai 14,15 persen naik menjadi 14,40 persen di tahun 2023 dan pada tahun 2024 ini turun menjadi 13,81 persen berdasarkan survei sosial ekonomi masyarakat (Susenas) pada Maret 2023. (aris/dika).
Sumber: