Hakikat Kurban sebagai Wujud Kecintaan kepada Allah SWT, Waspada, Kita Akan Diuji dengan Apa yang Kita Cintai

Hakikat Kurban sebagai Wujud Kecintaan kepada Allah SWT, Waspada, Kita Akan Diuji dengan Apa yang Kita Cintai

Dr KH Ahmad Muzakki Al Hafidz MA, Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya bersama host Eko Yudiono.--

Kiai Muzakki memaparkan, Kurban diframe dengan syariat atau aturan main. Dalam hadist banyak dijelaskan, satu ekor kambing untuk satu orang, sapi atau onta untuk 7 orang.

“Kurban itu bisa dikatakan sunnah kifayah, misalkan satu keluarga mempunyai anak yang masih kecil. Dia hanya mampu untuk satu kambing.  Kemudian satu kambing diatas namakan suaminya maka dianggap satu keluarga itu sudah tidak ada kewajiban berkurban lagi. Itu konteks atau penjelasan mengenai kurban satu kambing.Tapi seandainya punya kemampuan satu kambing untuk satu orang,” paparnya.  

Di era modern, Kurban bisa juga untuk mengentaskan kemiskinan? “Kurban yang paling bagus itu di kampungnya sendiri, di RW sendiri, di komunitasnya sendiri. Dan itu pasti berpengaruh dengan pengentasan kemiskinan karena bisa memakmurkan lingkungannya. Ketika kita mempunyai kemampuan berkurban jangan jauh-jauh. Masyarakat kecil kita teropeni. Sebab, ada tiga prinsip dalam Islam. Antara lain, Keimanan, hukumnya, aklakul kharimah hubungan sosialnya, keempat bercerita sejarah. Kalau kita pahami ini pasti bisa memahami Islam yang menyeluruh. Islam yang kaffah,” pungkas Kiai Muzakki. (*)

Sumber: