Rela Bersepeda Sejauh 5 Kilometer, Tatik Ingin Ibu-ibu di Desa Sambiroto Maju

Rela Bersepeda Sejauh 5 Kilometer, Tatik Ingin Ibu-ibu di Desa Sambiroto Maju

Bu Tatik, perajin motif batik Kembang Sambiloto menjadi narasumber pada acara Media Gathering 2024. -Sujatmiko-

BANDUNG, MEMORANDUM - Bu Tatik, begitu panggilan akrab seorang perajin batik asal Bojonegoro ini disapa, bekerja keras tanpa lelah untuk memajukan ibu-ibu di Desa Sambiroto, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.

BACA JUGA:Kepemimpinan Messi di Copa America Diuji Saat Tak Muda Lagi 

"Niat saya hanya ingin ibu-ibu di kampung saya maju. Ibu-ibu lebih semangat, lebih kreatif untuk berkarya. Saya ingin ilmu yang saya miliki bermanfaat," ujar Ketua Kelompok Batik Sambiloto saat menjadi pembicara di kegiatan Media Gathering 2024 bertajuk Energizing Media, Inspiring Change di Bandung, Senin, 3 Mei 2024.

BACA JUGA:Misi Berat Messi Mempertahankan Gelar Juara di Copa America 2024 

Wanita berusia 52 tahun ini mengakui bahwa untuk mencapai kesuksesan seperti sekarang, ia harus jatuh bangun. Pandemi Covid-19 sempat menghancurkan impiannya, membuat kelompok pembatik yang dibinanya bubar.

BACA JUGA:Ditinggal Messi, Inter Miami Bisa Apa? 

"Jadi orang pengangguran itu tidak enak. Makanya, saat saya dengar ada pelatihan membatik, saya langsung semangat. Saya rela bersepeda sejauh 5 kilometer untuk bisa menimba ilmu. Saya sendirian, nggak ada teman," sambung Tatik, menceritakan perjuangannya selama hampir lima tahun.

BACA JUGA:Cetak 12 Gol, Messi Tinggalkan Inter Miami 

Rupanya, membagikan ilmu dan mengajak ibu-ibu di desa untuk maju tidaklah mudah. Tak hanya tenaga, uang yang tidak seberapa pun terkuras, dan ia harus mencari sokongan di sana-sini.

BACA JUGA:Gedung BRI KCP Bangil Dilalap Api 

Dengan penuh kesabaran, Bu Tatik berusaha meyakinkan ibu-ibu bahwa keahlian yang dimiliki akan membuat mereka tidak dianggap remeh. Karena keahlian tersebut, jika bermanfaat, akan memperbaiki perekonomian.

BACA JUGA:Semanggi Surabaya: Kuliner Tradisional dengan Sejuta Pesona 

"Memang tidak mudah ya mas-mas, mbak-mbak. Kuncinya harus bersabar dan terus meyakinkan ibu-ibu ini agar bisa berkarya dan menghasilkan. Alhamdulillah, Allah menjawab doa-doa saya," urai Tatik.

BACA JUGA:Bosan dengan Twitter? Jelajahi 5 Platform Sosial Menarik Ini 

Namun, perjuangan yang panjang itu seketika terhenti saat pandemi Covid-19 datang. Sisa modal yang dimilikinya habis untuk biaya produksi.

BACA JUGA:18 Orang Ditetapkan Tersangka Pasca-Bentrok di Suramadu usai Laga Madura United vs Persib 

"Malah produksi kita nggak laku, modal habis. Sudah bingung, kelompok saya bubar satu per satu karena memang tidak ada yang bisa dilakukan lagi," bebernya.

BACA JUGA:Bus Ziarah Wali Tabrak truk di Jalan Tol, 1 Tewas 

Meskipun dalam keterpurukan saat pandemi, Bu Tatik tetap yakin dan optimistis. Pandemi tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi seluruh dunia.

BACA JUGA:Akibat Tabrak Belakang, Warga Jatiguwi Meninggal di TKP 

"Satu-satunya cara yaa harus bersabar. Sampai akhirnya, Gusti Allah memberikan jawaban. Setelah pandemi berakhir, saya kembali mencari info agar bisa bangkit. Alhamdulillah, desa memberikan kabar baik bahwa Pertamina mau memberikan bantuan," kata Tatik dengan semangat.

BACA JUGA:Kedubes Palestina Beri Penghargaan Kantor Imigrasi Malang atas Penegakan Hukum Berlandaskan Kemanusiaan 

Kehadiran Pertamina EP membuat senyum Bu Tatik merekah. Ia kembali mendatangi ibu-ibu yang pernah berjuang menjadi perajin batik, meskipun mudah.

BACA JUGA:Bandar Cerme Gresik Edarkan Sabu-sabu di Depan Balai Dusun 

"Ada yang sudah punya kesibukan, tapi ada juga yang masih menganggur. Alhamdulillah, meskipun bersusah payah lagi, kami mulai berangsur bangkit. Yang penting kembali ke niat awal, memajukan diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain," sahutnya.

BACA JUGA:Urine Kasatresnarkoba Polres Blitar Positif Zat Amfetamin, Polda Jatim akan Tindak Tegas 

Sekarang, dengan dukungan dari Pertamina EP, Bu Tatik yakin bahwa perusahaan eksplorasi minyak ini memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.

BACA JUGA:Hadapi Kemarau, Pendistribusian Tandon Air Jadi Langkah Proaktif Kontrol Penggunaan Air Bersih 

"Sekarang ini kami sudah diberikan pelatihan, fasilitas, dibuatkan cap, dan punya kegiatan lain. Bahkan kami sering mengikuti pameran dari instansi terkait," tambah Bu Tatik pemilik sertifikasi sebagai Pembatik Tulis Badan Nasional Sertifikasi Nasional (BNSN) tahun 2020.

BACA JUGA:Ini Solusinya Ketika Si Kecil Lakukan Gerakan Tutup Mulut 

Di tengah rintisan kesuksesannya saat ini, Bu Tatik selalu menyampaikan pesan kepada ibu-ibu di desanya untuk tetap bersemangat tanpa mengenal usia.

BACA JUGA:Regional 4 SHU Terapkan 3 Strategi Unggulan dalam Operasi Migas Indonesia Timur 

"Tetaplah berkarya meski sudah berumur," pungkas pemilik sertifikasi Bimbingan Teknis IKM Bojonegoro tahun 2019 dan sertifikasi Pelatihan Keterampilan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal tahun 2017. (*)

Sumber: