Regional 4 SHU Terapkan 3 Strategi Unggulan dalam Operasi Migas Indonesia Timur

Regional 4 SHU Terapkan 3 Strategi Unggulan dalam Operasi Migas Indonesia Timur

Nyimas Fauziah Rikani, Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas menjadi pemateri dalam kegiatan Mesia Gathering 2024.--

BANDUNG, MEMORANDUM - Tiga strategi unggulan menjalankan tugas eksplorasi dan produksi migas dilakukan Pertamina Subholding Upstream (SHU) Regional 4 Indonesia Timur untuk mempertahankan ketersediaan kebutuhan energi. 

Strategi itu yakni mendukung ketersediaan energi dengan mencapai target produksi, mendukung transisi energi menuju energi bersih, dan melakukan inovasi bisnis baru.

Nyimas Fauziah Rikani, Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas menegaskan hal itu di hadapan 104 awak media yang ikut dalam kegiatan Media Gathering di Bandung, Senin, 3 Juni 2024.

Menurutnya, strategi ini telah membuahkan hasil di kuartal I/2024, di mana Regional Indonesia Timur mencatat produksi minyak sebesar 82.582 BOPD dan gas sebesar 622.441 MSCFD.

BACA JUGA:SKK Migas Apresiasi Program Penghijauan dan Sosialisasi Zona Keamanan FSO Gagak Rimang

“Industri migas saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, baik dari sisi geopolitik, investasi, maupun peraturan lingkungan yang semakin ketat. Regional Indonesia Timur juga menghadapi tantangan geografis yang luas dan terpecah ke beberapa pulau dengan karakteristik pemangku kepentingan yang beragam," ujar Nyimas. 

Lanjut Nyimas, pihaknya menjadikan tantangan ini sebagai peluang dengan menerapkan tiga strategi tersebut, dan percaya bahwa ini akan membantu kami memenuhi tugas sebagai pendukung ketersediaan energi nasional. 

Strategi ini diambil menyusul pencapaian gemilang Regional Indonesia Timur sepanjang tahun 2023, di mana perusahaan mencatat produksi minyak sebesar 89.255 BOPD, produksi gas sebesar 606,2 MMSCFD, pengeboran tiga sumur development, pengeboran lima sumur eksplorasi, dan cadangan P1 sebesar 83,64 MMBOE.

Nyimas menjelaskan lebih lanjut bahwa strategi mencapai target produksi dilakukan dengan mengoptimalkan lapangan brownfield dan meningkatkan produksi melalui sumur development dan workover. Selain itu, Regional Indonesia Timur juga melihat peluang dari lapangan baru.

BACA JUGA:Pasokan Gas SKK Migas Jabanusa Melimpah, 25 Persen Belum Terserap

“Berbicara tentang keberlanjutan, bisnis di Regional Indonesia Timur sangat baik karena terus berkembang,” tambahnya.

Strategi kedua adalah mendukung transisi energi, di mana gas alam memegang peranan penting sebagai energi fosil paling bersih. 

“Ini sangat cocok dengan lapangan di Regional Indonesia Timur yang banyak menghasilkan gas, terutama di Sulawesi dan Papua,” ujar Nyimas.

Strategi ini juga mencakup upaya komersialisasi gas dari lapangan marginal dan stranded gas, yang dikembangkan menjadi Compressed Natural Gas (CNG) untuk memasok industri kecil di Jawa Timur.

Sumber: