Penyakit Epidermolisis Bulosa, Dinkes Sebut Tidak Ada Faktor Genetik

Penyakit Epidermolisis Bulosa, Dinkes Sebut Tidak Ada Faktor Genetik

Balita penyakit kulit epidermolisis bulosa, Alfi Azka, bersama orang kedua tuanya saat menemui para wartawan dirumahnya. -Biro Madiun-

MADIUN, MEMORANDUM - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Agung Tri Widodo mengatakan, penyakit kulit epidermolisis bulosa yang diderita  balita Alfi Azka (3) warga Desa Tulung, Kecamatan Sarada, Kabupaten Madiun,  tidak ada faktor genetik maupun permasalahan kesehatan janin selama hamil. 

"Memang dari si anak kelainannya, tidak ada faktor pasti. Ini merupakan kelainan langka dan bisa sembuh namun perlu waktu cukup lama," jelas Agung. 

Dia juga menegaskan, sejak awal mendapat laporan adanya kasus kelainan kulit langka yang dialami putra kedua pasutri Sri Susanti dan Jayus tersebut. Pihaknya langsung melakukan pengawalan dan memberikan fasilitas kesehatan hingga sekarang. 

"Awalnya di RSUD Caruban, kemudian kami rujuk ke RSUD dr. Soedono sampai sekarang kami masih melakukan pengawalan terkait perkembangan pengobatannya," ujar Agung.

BACA JUGA:Pemkab Madiun Buka Ratusan Formasi CASN dan PPPK 2024

Seperti diberitakan sebelumnya, Aska didiagnosis menderita kelainan kulit langka sejak lahir. Sekujur tubuhnya mengalami kulit rapuh yang mudah melepuh, gatal hingga bernanah dan mengelupas. Untuk bertahan, Aska harus ketergantungan obat minum dan salep serta rajin sterilisasi dengan air infus.

Selain itu, Aska juga tidak bisa memakan makanan hewani dan terpapar panas matahari maupun angin serta udara kotor yang dapat memicu kulitnya kambuh dan gatal. Lahir dengan kondisi normal dan berbaur dengan teman sebaya merupakan impian bagi setiap anak. Kondisi ini berbeda dengan Alfi Azka Fahru.  Balita berusia 3 tahun itu menderita penyakit Epidermolisis Bulosa (EB). Ini membuat sekujur kulit Azka, melepuh sejak ia dilahirkan. 

Kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu, membuat Warga Desa Tulung, Kecamatan Saradan kini pasrah. (dif/ju)

Sumber: