Petani Tembakau Utara Brantas Waswas Anomali Curah Hujan Picu Gagal Tanam
Patemin menunjukkan tanaman tembakau di lahannya yang mulai berkembang namun terancam membusuk jika hujan kembali mengguyur.-hermawan-
JOMBANG, MEMORANDUM - Curah hujan yang tidak menentu membuat petani tembakau merasa was-was pasalnya mereka sudah beberapa kali menanam hasilnya tanaman itu mati membusuk
Meski begitu petani tidak kapok kembali mencoba peruntukannya menanam kembali tembakau. Kerena petani meyakini curah hujan sudah tidak tinggi dibandingkan awal Juni. “Ini sudah mulai tanam baru lagi untuk ketiga kalinya. Karena kelihatannya sudah masuk musim kemarau,” ujar Patemin salah satu petani asal Desa Munungkerep, Kecamatan Kabuh, Kamis (10/07/2025).
Ia menyebut sudah melakukan persiapan. Termasuk bibit tembakau yang sudah siap untuk ditanam kembali. “Memang bibitnya juga sudah siap untuk ditanam juga,” terangnya.
Patemin mengungkap, sebelumnya petani juga sudah menanam tembakau. Karena intensitas hujan masih tinggi, banyak tanaman tembakau yang mati. “Bulan kemarin sudah tanam tapi banyak yang gagal tanam. Ini mulai tanam lagi,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, meski sudah merugi karena cuaca ekstrem, menanam tembakau tetap jadi pilihan utama.
“Ya meski berisiko menanam tembakau apabila cuaca tidak menentu. Tapi apabila untung, untungnya cukup lumayan,” tegasnya.
Patemin menambahkan, petani berharap Juli ini tidak lagi hujan karena jika masih mengguyur, petani tembakau seperti dirinya sudah tidak berharap lagi dan yang terjadi akan gagal total. Hanya bisa pasrah. "Jika bulan Juli ini masih ada hujan petani tidak berharap karena stok bibit sudah tidak ada lagi selain itu panen akan mundur dan gudang pabrik tembakau pada bulan November sudah tidak menerima hasil panen," kata Patemin
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian M Rony tak menampik, para petani di wilayah utara Brantas memang lebih suka menanam tembakau daripada mengganti dengan tanaman lainnya. “Para petani tetap memilih menanam tembakau meski harus mundur,” terangnya.
Dirinya menambahkan, memang ada beberapa petani yang mengganti tanamannya seperti menanam cabai dan lain sebagainya. “Hanya sebagain seperti petani di Kecamatan Plandaan petani mengganti tanam cabai dan padi,” pungkas Rony.
Sumber:

