Madiun Masuki Musim Kemarau, Masyarakat Diimbau Waspada Karhutla dan Kekeringan
BMKG prediksi musim kemarau di Kabupaten Madiun lebih pendek, namun tetap wanti-wanti bencana alam seperti karhutla dan kekeringan. --
MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Madiun telah resmi memasuki musim kemarau, ditandai dengan penurunan curah hujan dan hari tanpa hujan selama 20 hingga 30 hari berturut-turut.
Fenomena "bediding" atau suhu dingin di malam hari juga mengindikasikan puncak kemarau semakin dekat, diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus.
BACA JUGA:Petani Tembakau Madiun Tunda Tanam Akibat Kemarau Basah
BACA JUGA:Musim Kemarau, DKPP Kota Madiun Pasang 120 Sumur Sibel untuk Lahan Pertanian

Mini Kidi--
Kepala Kelompok Operasi Stasiun Geofisika BMKG Nganjuk, Tekad Sumardi, memprediksi musim kemarau tahun ini akan lebih singkat, kurang dari tiga bulan, dari Juli hingga September.
"Hujan diperkirakan akan kembali turun pada Oktober dengan intensitas rendah hingga sedang," ujarnya.
BACA JUGA:Pancaroba Madiun: Hujan di Mei-Juni, Kemarau Juli
BACA JUGA:Fenomena Bediding Melanda Surabaya dan Jatim di Musim Kemarau
Meskipun singkat, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), krisis air bersih, dan angin kencang.
BMKG memantau cuaca di Madiun cenderung berawan dengan suhu 18–31 derajat Celcius, kelembapan 54–90 persen, dan angin dari barat daya berkecepatan 27,8 km/jam.
"Untuk potensi prediksi hujan intensitas ringan, sedang hingga lebat disertai angin kencang sesaat, di wilayah Madiun nihil, " katanya. (dif/jur)
Sumber:



