Wabup Gresik Ajak Perempuan Terlibat Aktif Dalam Pembangunan
Forum yang melibatkan berbagai organisasi perempuan di Gresik itu menjadi ruang untuk saling bertukar ide dan gagasan. -Achmad Willy Alva Reza-
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Gresik mendorong perempuan untuk turut mengambil peran dalam pembangunan.
BACA JUGA:Pemkab Gresik Akan Bebaskan 200 Meter Lahan untuk Pelebaran Jalan Menganti-Lakarsantri di 2026
Upaya itu terlihat pada forum diskusi kelompok perempuan bertajuk “Sinergi Perempuan dalam Mewujudkan Pembangunan Inklusif" di Kantor Bupati Gresik, Selasa 25 November 2025.

Mini Kidi--
Forum yang melibatkan berbagai organisasi perempuan di Gresik itu menjadi ruang untuk saling bertukar ide dan gagasan. Termasuk merumuskan langkah untuk mendorong pembangunan yang lebih adil dan responsif gender.
BACA JUGA:Teken MoU dengan BPS, Pemkab Gresik Serius Bentuk Kebijakan Berbasis Data
Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Gresik, Shinta Puspitasari Asluchul Alif, dalam paparannya menekankan terkait pentingnya sinergi perempuan dalam memperkuat pembangunan inklusif.
BACA JUGA:Tutup Rangkaian HUT Ke-80 Jatim, Pemkab Gresik Gelar Pasar Murah
Menurutnya, pembangunan inklusif harus memastikan kondisi dan kebutuhan semua warga. Termasuk kelompok anak, difabel, perempuan, lansia, dan kelompok rentan lainnya, juga memiliki hak sama dalam mengakses manfaat pembangunan.
“Sinergi membuka jalan bagi peluang yang lebih setara. Kelompok perempuan memiliki pengalaman besar dalam pemberdayaan masyarakat. Kolaborasilah yang mempercepat tercapainya inklusivitas,” kata Shinta.

Wakil Bupati Gresik Asluchul Alif memberikan sambutan pada forum diskusi kelompok perempuan.-Achmad Willy Alva Reza-
Dirinya juga memaparkan dasar hukum pengarusutamaan gender, mulai dari UUD 1945 hingga Perda RPJMD 2025-2029 dan Perbup perencanaan responsif gender. Juga menjelaskan peluang dan tantangan yang dihadapi perempuan Gresik saat ini.
BACA JUGA:Pemkab Gresik Guyur Insentif Rp 1,1 Miliar untuk 1.100 Huffadz
Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi gerakan perempuan Gresik. Termasuk seperti budaya patriarki, perspektif inklusivitas yang belum merata, hingga efisiensi anggaran, dinilai menghambat pengarusutamaan gender.
Sumber:



