SURABAYA, MEMORANDUM - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur terus memperkuat langkah pengusulan nama Muhammad Tabrani sebagai pahlawan nasional. Pengusulan gelar Pahlawan Nasional ini telah dirintis sejak 2021 silam.
Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Umi Kulsum mengungkapkan, Tabrani merupakan tokoh asal Pamekasan, Madura, yang mengemukakan perlunya melahirkan bahasa Indonesia.
"Saat ini prosesnya sudah masuk ke Dewan Gelar. Semoga bisa segera diputuskan," kata Umi Kulsum saat membuka seminar Membedah Tabrani: Gerakan dan Pemikirannya Mendahului Zaman di Hotel Movenpick Surabaya, Senin 30 Oktober 2023.
BACA JUGA:Balai Bahasa Jatim Gelar Penyegaran Bahasa Indonesia bagi Pelaku Media Massa
Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber yakni Sarkawi B. Husein dari Jurusan Ilmu Sejarah Unair, Prof. Hariyono dari Universitas Negeri Malang, dan sejumlah pengamat lain.
Umi Kulsum mengatakan bahwa M. Tabrani merupakan tokoh penting dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia. Ia merupakan tokoh pertama yang menggunakan istilah "bahasa Indonesia" dalam konteks kebangsaan.
Tabrani lahir di Pamekasan, Madura, pada tahun 1904. Ia merupakan seorang jurnalis dan pejuang kemerdekaan. Ia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi koran Hindia Baroe pada tahun 1926-1940.
BACA JUGA:Balai Bahasa Jatim Beber Capaian Kerja 2022, Ini Dia
M. Tabrani secara terang-terangan selalu menggunakan istilah bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam korannya sejak awal tahun 1926.
Hal tersebut dapat dilihat dalam sebuah kolom yang dimuat di Koran Hindia Baroe yang diberi nama “Anak dan Bahasa Indonesia”.
Kolom tersebut berisi sumbangan tulisan yang dikirim oleh pembaca-pembacanya dan merupakan cerminan bahwa penamaan bahasa Indonesia sudah mulai dimasyarakatkan dalam koran yang dipimpin oleh M. Tabrani.
BACA JUGA:Balai Bahasa Jatim Kembali Gelar Anugerah Sutasoma, Ini Para Penerimanya
Selain menginisiasi adanya kolom tersebut, pemikiran-pemikiran Tabrani tentang bahasa Indonesia secara jelas dapat dibaca dalam tulisannya yang dimuat di Koran Hindia Baroe.
Sebuah tulisannya yang berjudul “Bahasa Indonesia” secara jelas dan gamblang berusaha untuk meyakinkan dan mengemukakan bahwa bahasa tersebut merupakan bahasa persatuan demi mencapai kemerdekaan Indonesia.
"Sungguh merupakan pemikiran yang sangat berani dan diungkapkan secara langsung oleh seseorang yang hidup di zaman penjajahan Belanda," kata Umi Kulsum.