Nasib Miris Perjalanan Cinta sang Pengusaha (5-habis)

Sabtu 08-07-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Orangnya belum tampak sepuh pada usianya yang mendekati kepala enam. Masih energik dan murah senyum. Hobi ngrokok dan ngopi-nya sulit dia tinggalkan. Juga, hobi makan berlauk jerohan. Mbah Kung suka membeli nasi babat di dekat rumah pemotongan hewan Kedurus, dekat Polsek Karangpilang. Mbah Kung menyarankan Nasik mengajak dialog burungnya tiap pagi, terutama sesaat ketika hendak disangkarkan ke sarang burung sang istri. “Ini aku lakukan meski sangat tidak masuk akal. Opo mungkin? Tapi sudahlah. Bismillah,” kata Nasik sambil tersenyum kecut. Setelah semua upaya dilakukan dan tidak ada satu pun yang membuahkan hasil, pelan-pelan Nasik menyampaikannya kepada Laila. Nasik pasrah andai Laila menuntut cerai. Dia akan mengabulkannya tanpa reserve. “Tapi apa tanggapan Laila? Dia tersenyum tulus sambil meraih leherku. Dia peluk aku seperti seorang ibu yang memeluk anaknya karena bolanya kecemplung dan hanyut di kali.” Karena itu, ketika Nindra menyatakan dirinya hamil, kemudian siapa yang telah menanamkan benih di rahim dia? “Karena itu, begitu aku bisa mengendalikan emosi, aku bertanya secara baik-baik kepada Nindra: siapa bayi di kandungan dia?” Mulanya Nindra ngotot bahwa janin yang dikandungnya adalah murni anak Nasik. Dia berani bersumpah, bahkan di bawah Alquran yang dia ambil dari meja kerja Nasik. “Aku semakin sewot. Wong sudah jelas-jelas salah kok berani sumpah di bawah kitab suci. Apa dia tidak lebih kafir dari orang-orang kafir yang tidak percaya kepada Allah?” Nasik mencoba bersabar. Kalau memang Nindra tetap ngotot, Nasik mengajak perempuan dengan pantat terangkat ini memeriksakan DNA janin yang ada di Rahim dia. Ditantang untuk membuktikan bahwa bayi yang ada di perutnya benar-benar anak Nasik, Nindra semula ngotot menegaskan memang itu anak nasik. Nindra ngoceh sepanjang hari bahwa itu memang anak Nasik. Melihat tingkah istrinya yang sangat norak, Nasik masih mencoba bicara dengan sabar. Dia minta memeriksakan DNA bayi yang dikandungnya, apakah ada persamaan dengan DNA Nasik? Kali ini Nindra terdiam. Keesokan harinya perempuan itu bahkan sudah pergi dari rumah. Pulang ke rumah orang tuanya. “Saya sudah mengeceknya dan betul dia sudah ada di rumah mertua. Ya sudah, tunggu saja panggilan sidang di sana,” kata Nasik. (jos, habis)  

Tags :
Kategori :

Terkait