Co-Pilot Nam Air Asal Surabaya Jadi Korban Sriwijaya Air SJ-182

Minggu 10-01-2021,18:35 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak yang hilang kontak dan disebutkan jatuh di Perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, turut membawa Fadly Satrianto (28), asal Surabaya yang merupakan Co-Pilot Nam Air, maskapai anak perusahaan Sriwijaya Air. Fadly Satrianto adalah putra ketiga dari pasangan Sumarzen Marzuki dan Ninik Andayani.  Ayahanda Fadly menerangkan, tujuan anak bungsunya terbang bersama Sriwijaya Air ke Pontianak karena tugas untuk membawa Nam Air dari Pontianak ke tempat lain bersama 6 kru lainnya. “Direktur Operasi Nam Air telepon kami meminta maaf, Fadly bersama 6 orang satu tim ditugaskan ke Pontianak membawa pesawat Nam Air dari Pontianak ke tujuan lain. Tapi dalam waktu yang ditentukan tidak ada pesawat Nam Air yang menuju Pontianak. Akhirnya naik Sriwijaya Air SJ-182, statusnya extra crew di situ untuk mengambil pesawat ke Pontianak dibawa ke tempat lain,” kata Marzuki di rumah duka Jalan Tanjung Pinang, Perak, Surabaya, Minggu (10/1/2021). Fadly Satrianto merupakan alumni dari Fakultas Hukum Universitas Airlangga Angkatan 2011. Setelah menyelesaikan pendidikannya selama 3,5 tahun program studi Ilmu Hukum pada 2015, Fadly Satrianto melanjutkan pendidikan di sekolah penerbangan. Hingga saat ini Fadli bekerja sebagai first officer dari NAM Air. “Anak ketiga kami yang paling bungsu, paling bontot. Tiga tahun lalu bekerja di Nam Air. Sekolah di Nam Air di Bangka Belitung,” katanya. Marzuki menambahkan, kontak terakhir Fadly dengan keluarga adalah Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 08.00. Fadly selalu memberikan kabar bila hendak melakukan penerbangan. “Terakhir kontak kemarin jam 8 pagi menghubungi mamanya, mau ke Pontianak, tidak membawa pesawat tapi sebagai penumpang,” ujarnya. Marzuki dan keluarga besar Fadly berharap yang terbaik untuk musibah ini. Mereka berharap Fadly ditemukan dalam keadaan selamat. Namun bila Tuhan berkehendak lain, keluarga ikhlas menerima. “Harapan kami keluarga besar, bisa diketemukan putra kami dan termasuk yang (penumpang, red) lain juga, dalam keadaan selamat. Kalau Allah SWT berkehendak lain, kita harus mengikhlaskan. Kita ikhlas, musibah kecelakaan yang tidak perlu kita sesali dan ini adalah suatu kejadian,” tutup ayahanda Fadly. Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohammad Nasih berbela sungkawa atas hilang kontaknya Fadli Satrianto SH dalam jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Sabtu (9/1/2021). "Beliau termasuk mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi dan sempat tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Periode 2013-2014. Semoga keluarga diberi kesabaran serta keikhlasan, kami seluruh civitas akademika Universitas Airlangga turut berdoa untuk Fadly," ujar Nasih. (mg-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait