MEMORANDUM.CO.ID – Pertandingan ini bukan sekadar tentang menang atau kalah.
Bagi Coco Gauff, ini soal tekanan.
Tentang ekspektasi. Dan tentang bagaimana seorang atlet, di tengah sorotan dunia, tetap menjadi manusia biasa yang bisa menangis.
Hari Kamis malam waktu setempat di Stadion Arthur Ashe, New York, Gauff mengalami momen sulit.
Ia tersingkir lebih awal di AS Terbuka tahun lalu. Dan tahun ini, babak kedua nyaris menjadi mimpi buruk lagi.
Skenarionya runyam: dua kesalahan servis berturut-turut. Double fault. Servisnya dipatahkan.
Tertinggal di set pembuka melawan Donna Vekic. Gauff tak kuasa menahan emosi. Ia menangis. Terus-menerus. Menutupi wajahnya dengan handuk. Di sela-sela poin pun ia masih mengusap air mata.
BACA JUGA:Coco Gauff Pecat Pelatih Matt Daly Jelang AS Terbuka, Rekrut Ahli Biomekanik
Mini Kidi--
Gauff, yang kini berusia 20 tahun, perlahan bangkit. Ia memperbaiki servisnya. Fokusnya kembali.
Dan akhirnya, ia menang 7-6 (5), 6-2. Setelah kemenangan itu, air mata kembali turun kali ini sebagai pelampiasan lega.
"Saya cuma ingin menunjukkan bahwa saya juga manusia," kata Gauff usai pertandingan seperti dilansir ESPN.
"Saya punya hari-hari buruk. Tapi yang penting adalah bagaimana kita bangkit setelah terjatuh," katanya.
Gauff memang tidak asing dengan masalah servis. Tahun lalu, 19 kali double fault membuatnya pulang lebih cepat.
Musim ini, ia bahkan memimpin daftar kesalahan servis dengan lebih dari 300 kali termasuk 23 kesalahan dalam satu pertandingan.