Menjelang AS Terbuka tahun ini, ia merekrut Gavin MacMillan, pakar biomekanik yang pernah membenahi servis petenis nomor satu dunia, Aryna Sabalenka.
Hasilnya, teknik servis Gauff pun dirombak total. Tapi perubahan itu bukan tanpa risiko.
"Ini turnamen yang penuh tekanan, dan saya harus mengubah gerakan saya hanya dalam beberapa minggu. Bahu saya sampai terasa nyeri karena latihan servis setiap hari," ujar Gauff.
Di babak pertama, Gauff juga sempat kesulitan saat menghadapi Ajla Tomljanovic, dan harus melalui tiga set untuk menang, lagi-lagi karena masalah servis.
Namun, seperti biasa, kekuatan Gauff di baseline dan ketangguhannya dalam bertahan jadi kunci. Ia mampu membalikkan keadaan dan menang atas Vekic.
"Jujur saja, saya merasa sangat gugup dan tertekan. Lebih berat dari biasanya. Tapi saya bersyukur bisa melewati itu semua," ungkap Gauff.
"Beberapa minggu terakhir ini memang berat, baik secara mental maupun fisik. Tapi saya tetap berdiri di sini, menang," bebernya.
Di tengah tekanan sebagai unggulan ketiga dan ekspektasi publik yang tinggi, Coco Gauff menunjukkan satu hal penting: bahwa bahkan sang juara pun boleh rapuh asalkan bisa bangkit.