Tidak ada yang lebih ironis daripada menyaksikan seorang pejabat publik berpindah tempat dari kursi kehormatan di kabinet, menuju kursi pesakitan di ruang sidang.
Itulah yang kini menimpa Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau yang akrab dipanggil Noel, yang kini resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dari ruang kerja dengan bendera Merah Putih berkibar, kini ia harus berhadapan dengan bendera KPK yang melambangkan perang terhadap korupsi.
Mini Kidi--
Kasus ini berawal dari dugaan pemerasan terkait penerbitan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Sesuatu yang sejatinya hadir untuk melindungi nyawa pekerja, justru ditarik ke dalam pusaran kepentingan pribadi.
Sertifikat K3 bukan sekadar dokumen administratif, sertifikat K3 jaminan bahwa sebuah perusahaan benar-benar memiliki sistem keselamatan yang melindungi para pekerja.
BACA JUGA:Mesin dan Kematian
Di balik setiap cap dan tanda tangan, ada harapan agar seorang buruh pulang ke rumah dengan selamat.
Namun kini, sertifikat itu diduga berubah menjadi komoditas yang bisa diperdagangkan.
Ironinya semakin tebal ketika kita tahu bahwa posisi wamenaker adalah posisi strategis.
Ia menjadi salah satu motor kebijakan dalam perlindungan tenaga kerja dan pembangunan iklim ketenagakerjaan yang sehat.
Dari jabatan yang seharusnya menjadi garda depan pembela buruh, justru muncul praktik yang melemahkan hak-hak buruh itu sendiri.
BACA JUGA:Anggota Pilihan
Kita tentu tidak naif, korupsi dalam birokrasi bukanlah cerita baru, namun setiap kali kasus ini terbongkar, rasa lelah bercampur marah selalu muncul kembali.